Pertamina Minta Insentif untuk Kembangkan 3 Blok Migas Tua

3 Januari 2020 20:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memeriksa komponen pipa pengeboran sumur di RIG PDSI D1000-E di Bongas, Majalengka, Jawa Barat, Selasa (5/11/2019) Foto: antarafoto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memeriksa komponen pipa pengeboran sumur di RIG PDSI D1000-E di Bongas, Majalengka, Jawa Barat, Selasa (5/11/2019) Foto: antarafoto
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) meminta insentif ke pemerintah untuk pengelolaan 3 blok migas tahun ini. Ketiganya adalah blok minyak dan gas (migas) yang kontraknya baru saja habis dan telah dikelola Pertamina sejak dua tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu mengatakan, ketiga blok tersebut adalah Blok Sanga-Sanga dikelola oleh Pertamina Hulu Sanga-Sanga (PHSS), Blok Mahakam yang dikelola Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dan Blok East Kalimantan-Attaka yang dikelola oleh Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT). Ketiga blok tersebut masuk dalam program Optimasi Pengembangan Lapangan-Lapangan (OPLL).
"Nah itu adalah bagaimana caranya supaya aset seperti Sanga-Sanga itu bisa dikembangkan meski dia sudah usianya cukup lanjut. Jadi ada tiga hal. Dia (Sanga-Sanga) harus mendapatkan insentif supaya keekonomian ya masuk," kata Dharmawan saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (3/1).
Menurutnya, potensi migas dari ketiga blok tersebut masih sangat menjanjikan. Meskipun blok migas itu sudah tua, perusahaan masih yakin ketiga blok tersebut masih belum memasuki fase produksi kedua.
ADVERTISEMENT
Jadi, optimalisasi yang akan dilakukan dalam OPLL diharapkan bisa menekan laju penurunan produksi atau bahkan bukan tidak mungkin mengatrol produksi migas dari sana. Pembahasan insentif diberikan agar perusahaan bisa meningkatkan keekonomian dalam proyek-proyek tersebut.
Diakuinya, pemerintah sudah memberikan sinyal positif kepada Pertamina untuk melaporkan apa saja yang dibutuhkan agar produksi blok terminasi optimal.
"Ada yang namanya commercial break through. Jadi gini kalau misalnya Pertamina merasa ini enggak ekonomis jangan diam saja gitu. Datanglah ke pemerintah, Pak ini bisa ekonomis kalau misalnya dikasih ini semacam kayak gitu. Dan pemerintah akan fair ini bisa ini enggak bisa per proyek," tuturnya.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu saat akan menyampaikan keterangan pers di Jakarta, Senin (23/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Dharmawan membeberkan, beberapa insentif yang diajukan Pertamina di antaranya meminta split atau bagi hasil tambahan, perizinan dipermudah, dan bisa juga sewa aset negara yang diberikan keringanan harga. Ini dilakukan agar lapangan-lapangan yang berproduksi gas masih bisa diekstrak dengan biaya yang lebih rendah. Dengan begitu, keekonomiannya terjaga sehingga didapatkan produksi yang baik.
ADVERTISEMENT
Untuk Blok Sanga-Sanga, Pertamina sudah menyodorkan insentif yang diinginkan kepada Kementerian ESDM. Rencananya akan dilakukan pengeboran sumur pengembangan dengan total 755 sumur dibor dalam waktu bertahap hingga beberapa tahun mendatang.
Untuk Blok Mahakam, insentif yang sudah diberikan pemerintah lebih dulu. Ini juga yang membuat Pertamina siap lebih agresif di sana dengan total jumlah pengeboran sumur mencapai 257 sumur hingga tahun 2022. Total biayanya mencapai USD 1,5 miliar.
Selanjutnya, Pertamina ajukan insentif untuk Blok Kalimantan Timur (PHKT). Saat ini manajemen Pertamina sedang mengevaluasi apa saja insentif yang dibutuhkan. Menurutnya, potensi ketiga lapangan tersebut dan di blok terminasi lainnya masih baik karena itu Pertamina akan agresif melakukan investasi dan pengembangan di sana.
ADVERTISEMENT
"Potensinya masih sangat bagus, jadi kita bisa menerapkan filosofi yang disebut menciptakan siklus lapangan yang kedua, diperpanjang usianya," jelasnya.