Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Pertamina Shipping Gandeng Pelindo Bangun Terminal BBM 'Hijau' di Jakarta Utara
1 September 2023 19:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
PT Pertamina International Shipping (PIS) dan PT Pelindo (Persero) resmi bekerja sama membangun Terminal BBM ramah lingkungan, yakni Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) di kawasan Kalibaru, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
ADVERTISEMENT
CEO PIS Yoki Firnandi mengatakan pengembangan proyek ini akan ada 3 tahap, Untuk tahap pertama yaitu pengembangan Terminal BBM membutuhkan investasi sekitar USD 350-550 juta atau Rp 5,3-8,3 triliun.
"Ini akan ada multistage, ada 3 stage. Tahap pertama akan fuel terminal, kita proyeksikan akan USD 350-550 juta. Setelah FID (final investment decision) kita akan bisa tahu berapa untuk kebutuhan," ujarnya saat konferensi pers di Menara BRILian, Jumat (1/9).
Yoki menjelaskan, JIGT akan menjadi terminal modern dengan mengimplementasikan standar internasional, salah satunya standar buffer zone alias zona aman yang sempat ramai dipermasalahkan pada beberapa aset Pertamina.
“Kapasitas penampungan bisa mencapai hingga 6,3 juta barel untuk memenuhi kebutuhan energi area Jabodetabek dengan potensi peningkatan untuk ketersediaan bahan bakar di masa depan,” kata Yoki.
ADVERTISEMENT
Kapasitas penampungan ini sekaligus 3 kali lebih besar dibanding Terminal Integrated Jakarta yang berada di Plumpang, Jakarta Utara. Terminal tersebut sempat mengalami tragedi kebakaran yang merembet kepada perumahan warga.
Yoki memaparkan, pembangunan JIGT terdiri dari beberapa tahap. Tahap pembangunan dimulai dari tahun ini dengan proses reklamasi, dilanjutkan dengan FEED (Front End Engineering Design) pada 2024 dan konstruksi awal serta penguatan struktur di 2025.
Sementara pengoperasian terminal akan dilakukan dalam beberapa tahap. Fase pertama periode 2027-2035 yakni operasional storage bahan bakar BBM, fase kedua pada 2035-2040 untuk pembangunan dan operasional storage LNG, FAME, dan Used Cooking Oil (UCO), fase terakhir 2040 pembangunan dan operasional untuk storage hidrogen.
Yoki menjelaskan, JIGT memiliki keunggulan dari sisi pengoperasian, seperti pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam kelistrikan, efisiensi energi, serta pengelolaan limbah untuk menjaga kelestarian lingkungan.
ADVERTISEMENT
“Disertai dengan penerapan teknologi modern terkini, sistem yang terdigitalisasi dan automasi yang memastikan operasional terminal lebih safe dan efisien,” tambahnya.
Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina, Salyadi, menuturkan salah satu tulang punggung ketahanan energi yang dikelola oleh Pertamina saat ini adalah Integrated Terminal Jakarta Plumpang, yang cover hingga 15 persen suplai BBM Nasional.
Terminal BBM Plumpang telah beroperasi selama hampir 50 tahun, yang artinya perlu ada peningkatan kapasitas dan kapabilitas untuk menjawab kebutuhan energi mendatang.
“Kebutuhan energi yang semakin tinggi dan dinamis, membutuhkan kehadiran terminal energi baru untuk mendukung Plumpang. JIGT Kalibaru akan hadir untuk menjawab kebutuhan energi tersebut," jelasnya.
Direktur Strategi Pelindo Prasetyo menambahkan JIGT akan menjadi pintu gerbang ekosistem perdagangan energi melalui koridor Singapura-Indonesia yang memiliki porsi 30-35 persen alur perdagangan global untuk minyak dan LNG.
ADVERTISEMENT
“JIGT juga akan mengadopsi energi dan sistem yang ramah lingkungan yang akan menjadi kebutuhan utama di masa depan," tambah Prasetyo.