Pertamina Targetkan Pilot Project Green Hydrogen PLTP Ulubelu Rampung di 2023

3 Agustus 2022 19:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

 Foto: ANTARA
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Foto: ANTARA
ADVERTISEMENT
PT Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai Subholding Power & New Renewable Energy Pertamina (Pertamina NRE) menargetkan pilot project green hydrogen di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu bisa rampung di 2023.
ADVERTISEMENT
Adapun Pertamina melakukan diversifikasi pengembangan panas bumi, antara lain pilot project green hydrogen yang dikembangkan di Area Ulubelu dengan target produksi 100 kg per hari, brines to power yang dikembangkan di Area Lahendong, serta potensi kapasitas 200 MW dari beberapa area kerja lainnya.
VP Business Planning & Portfolio PT PPI, Fuadi Nasution, mengatakan estimasi produksi green hydrogen 100 kg per hari di PLTP Ulubelu ditargetkan bisa rampung atau onstream di tahun 2023.
Fuad melanjutkan, saat ini pihaknya sedang fokus merevisi AMDAL untuk perizinan kawasan Ulubelu kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sehingga proyek ini belum bisa onstream hingga kini.
"Memang targetnya di tahun 2023, tapi saat ini kami sedang mengurus perizinan untuk izin lingkungan. Kita pastikan comply dengan permintaan regulasi," kata Fuad saat webinar Mereguk Peluang Bisnis Transisi Energi Bersih, Rabu (3/8).
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan, permintaan produk green hydrogen secara umum akan banyak untuk sektor pembangkit, industri, dan transportasi khususnya untuk kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Saat ini Pertamina juga sudah menjajaki kerja sama kepada beberapa offtaker potensial.
"Seperti halnya negara-negara maju seperti di Asia Timur, Jepang dan Korea Selatan, mereka memang sudah memiliki target bauran energi dari hidrogen, ini adalah potential customer kami," imbuh Fuad.
Fuad memprediksi permintaan terhadap green hydrogen akan meningkat signifikan mulai tahun 2025, kemudian di tahun 2030 permintaan akan semakin besar terutama jika didukung oleh insentif dari pemerintah.
"Kalau green hydrogen ini diberi insentif atau diberi premium, demand atas green hydrogen estimasi kami akan tumbuh secara signifikan," tuturnya.
Kenaikan itu tidak terkecuali permintaan untuk sektor kendaraan listrik. Fuad memperkirakan pertumbuhan permintaan akan terlihat antara tahun 2025 sampai 2027.
ADVERTISEMENT
"Saat ini kita sedang mempersiapkan, harapan kami bisa onstream di tahun 2024 commercial plan-nya. Kalau pilot project Ulubelu ini sedang proses revisi AMDAL, setelah proses perizinan selesai di tahun 2023 kita sudah bisa onstream," pungkasnya.