Perusahaan Asuransi Diprediksi Rugi Rp 63,5 T Akibat Robohnya Jembatan Baltimore
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Kamis (28/3), jika klaim ini terealisasi, maka akan menjadikan tragedi tersebut sebagai rekor kerugian asuransi pelayaran.
Perusahaan asuransi dan analis pun memperkirakan kemungkinan kerugian yang ditanggung oleh penjamin emisi di beberapa lini produk termasuk properti, kargo, kelautan, kewajiban, kredit perdagangan, dan gangguan bisnis kontinjensi.
"Tergantung pada lamanya penyumbatan dan sifat pertanggungan gangguan bisnis di Pelabuhan Baltimore, kerugian yang diasuransikan bisa berjumlah antara USD 2 miliar dan USD 4 miliar," kata Marcos Alvarez, Direktur Pelaksana Pemeringkatan Asuransi Global di Morningstar DBRS.
Saat ini dilaporkan ada enam orang yang hilang dalam tragedi tersebut. Tragedi ini disebabkan adanya tabrakan oleh kapal kontainer berbendera Singapura, yang akhirnya menghancurkan jembatan tersebut pada hari Selasa lalu. Dengan demikian, Pelabuhan Baltimore terpaksa ditutup.
ADVERTISEMENT
Para analis juga memperkirakan nilai kerugian dari tragedi ini akan melampaui rekor kerugian yang diasuransikan akibat bencana kapal pesiar mewah Costa Concordia pada tahun 2012.
Mathilde Jakobsen, Direktur Senior, analitik di Lembaga Pemeringkat Asuransi AM Best, juga mengatakan klaim tersebut kemungkinan akan mencapai miliaran dolar AS.
"Asuransi pertanggungjawaban kapal, yang mencakup kerusakan dan cedera lingkungan laut, diberikan melalui perusahaan asuransi perlindungan dan ganti rugi yang dikenal sebagai P&I Clubs," ujarnya.
Diketahui, Grup Klub P&I Internasional secara kolektif mengasuransikan sekitar 90 persen tonase lautan di dunia dan klub-klub P&I, anggotanya pun saling mengasuransikan kembali satu sama lain dengan berbagi klaim di atas USD 10 juta.