Perusahaan Properti Raksasa China Bangkrut, Sri Mulyani Waspada Ekonomi Melambat

30 Januari 2024 17:56 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Kantor Kementerian Keuangan, Jumat (15/12/2023). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Kantor Kementerian Keuangan, Jumat (15/12/2023). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keuangan Sri Mulyani mewaspadai perlambatan ekonomi dunia, khususnya China. Hal itu disebabkan oleh bangkrutnya perusahaan properti terbesar China, Evergrande.
ADVERTISEMENT
"Ekonomi China cenderung melambat akibat berlanjutnya krisis sektor properti. Kemarin, pengadilan Hong Kong menyampaikan perusahaan properti terbesar di Cina, Evergrande mengalami kebangkrutan," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK di kantor Kemenkeu, Selasa (30/1).
Di sisi lain, Sri Mulyani juga memperhatikan ketegangan geopolitik yang terus meluas di dunia. Menurutnya, hal itu memberikan shock atau tekanan pada pasar keuangan dunia dan domestik.
"Pertumbuhan ekonomi dunia melambat dengan ketidakpastian pasar keuangan yang merendah di tengah divergensi antar negara yang semakin melebar," ungkap Sri Mulyani.
Melihat kondisi itu, Sri Mulyani memproyeksi pertumbuhan ekonomi global di tahun ini hanya 2,4 persen. Angka itu jauh lebih rendah dibandingkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2023 sebesar 2,6 persen.
ADVERTISEMENT
"Ini proyeksi situasi menurut Bank Dunia yang meramalkan (ekonomi) 2023 lebih lemah dari tahun 2022, dan 2024 juga lebih lemah dari tahun 2023," tutur Sri Mulyani.