Pesan Sri Mulyani ke PKN STAN: Jangan Mandek, Lakukan Transformasi!

30 April 2021 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan para pengajar, mahasiswa, maupun lulusan Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN untuk terus melakukan transformasi mengikuti perubahan yang ada saat ini.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, transformasi tersebut harus tercermin dalam kurikulum dan pembelajaran. Hal itu dikatakan Sri Mulyani saat melantik pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), di antaranya empat pimpinan PKN STAN.
"Transformasi PKN STAN adalah keharusan dan harus dikawal dan diakselerasikan, harus tercermin dalam konten kurikulumnya, pembelajarannya, mengenai keuangan negara di seluruh dunia," kata Sri Mulyani dalam acara pelantikan yang disiarkan secara virtual, Jumat (30/4).
"PKN STAN tidak boleh mandek, transformasikan kurikulum dan konten pembelajarannya," lanjutnya.
Sri Mulyani di Acara Dies Natalis PKN STAN Foto: Dok. Pribadi
Menurut dia, transformasi tersebut menjadi hal yang penting saat ini di tengah pesatnya perkembangan teknologi. PKN STAN dituntut untuk mampu mencetak pengelola keuangan negara yang memiliki wawasan luas dan beragam.
“Di era digital, di mana mudah untuk dapat akses informasi, maka seharusnya PKN STAN mampu meningkatkan kualitas, tidak hanya konten, tapi cara berinteraksi,” kata Menkeu.
ADVERTISEMENT
Tak hanya, saat ini seluruh negara pun berpacu dengan pandemi COVID-19 yang memberikan tekanan luar biasa pada keuangan negara. Menurut Sri Mulyani, PKN STAN tak boleh hanya berdiam diri melihat situasi saat ini.
“PKN STAN tidak boleh berpangku tangan dan ajeg dengan kemapanan yang selama ini dinikmati. Lihat perubahan ini, pelajari, baca data, baca informasi, dan baca seluruh pengetahuan yang ada di dunia,” tuturnya.
“Transformasikan konten kurikulum yang relevan dan berpikir ke depan, karena Indonesia harus diberikan pelayanan dan diisi orang-orang yang memiliki jangkauan pemikiran ke depan. Tidak hanya hari ini, tapi jauh ke depan,” pungkasnya.