Pesawat R80 Buatan BJ Habibie Bisa Dikembangkan untuk Patroli Maritim

23 Februari 2018 21:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penggalangan Dana Prototype Pesawat R80 (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penggalangan Dana Prototype Pesawat R80 (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Regio Aviasi Industri (RAI) memastikan Pesawat Turboprop R-80 bukan hanya untuk pesawat komersial dengan kapasitas 80 orang. Pesawat yang digagas Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie, ini juga bisa dikembangkan untuk banyak keperluan, salah satunya patroli maritim.
ADVERTISEMENT
"Pesawat penumpang yang bisa menjadi 'platform' (dasar) untuk beberapa misi, bisa bikin full penumpang, full kargo, setengah penumpang dan setengah kargo, bisa sebagai maritim patroli untuk patroli udara, jadi submarrine killer," kata Direktur Utama PT RAI, Agung Nugroho, seperti dikutip dari Antara, Jumat (23/2).
Agung mengatakan saat ini RAI sudah menyelesaikan desain konseptual yang menjadi dasar untuk pengerjaan selanjutnya yang lebih rinci. Menurut dia, desain konsep yang dibuat harus terdefinisi dari segi ketangguhan pesawat hingga kisaran harga dan maintenance pesawat.
RAI sudah menyelesaikan fase pertama, yaitu Preliminary Design & feasibility pada 2016 dan sudah mendapatkan order sebanyak 155 pesawat.
Pemesanan pesawat berpenumpang tersebut terdiri atas NAM Air sebanyak 100 unit; Kalstar 25 unit, Trigana Air 20 unit, dan Aviastar 10 unit. Harga per unit pesawat sebesar USD 25 juta.
ADVERTISEMENT
Saat ini, RAI mengerjakan fase kedua, yaitu Full Scale Development yang direncanakan selesai 2025, di mana 2022 akan dilakukan terbang perdana. Kemudian pada fase ketiga, yaitu Serial Production akan dimulai tahun 2025, dimana RAI akan mulai menyerahkan pesawat untuk pelanggan.
Sementara itu, Komisaris PT RAI, Ilham Habibie, mengatakan keunggulan R80 yang menggunakan baling-baling ini lebih hemat dari segi penggunaan bahan bakar sekitar 10-20% daripada pesawat jet.
Pesawat R80. (Foto: regio-aviasi.co.id)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat R80. (Foto: regio-aviasi.co.id)
Meskipun tidak secepat pesawat jet, pesawat turboprop R80 dinilai cocok untuk penerbangan domestik antarpulau di Indonesia dan tidak membutuhkan landasan yang terlalu panjang sehingga bisa mendarat di bandara kecil.
"Kecepatan tidak jadi soal karena ini digunakan untuk rute-rute ke kota kecil dan menengah, yang tidak terlalu padat dan jarak di antara dua kota tersebut tidak terlalu jauh," kata Ilham.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya produksi pesawat turboprop (berbaling-baling) R-80 juga mendapat dukungan dari perusahaan komponen asal Italia. PT RAI telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan dua perusahaan asal Italia, yakni Leonardo Aerostructures Division dan LAER.
Kerja sama pengembangan dan pembuatan komponen Aerostruktur Utama Pesawat Turboprop R-80 dengan perusahaan Italia tersebut, dimaksudkan untuk menekan biaya dan risiko dalam proses pengembangan sertifkasi nantinya.