Petani Ikuti Protokol Covid-19 Saat Panen Raya

2 April 2020 20:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lahan padi di Tuban. Foto: Dok. Kementan
zoom-in-whitePerbesar
Lahan padi di Tuban. Foto: Dok. Kementan
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona tidak menjadi halangan bagi petani untuk panen. Di Desa Nunuk, Kecamatan Lelea, Indramayu, para petani tetap aktif panen raya seraya menjalankan protokol kesehatan penanganan virus Covid-19.
ADVERTISEMENT
Aruna Runatin, salah seorang petani di wilayah tersebut, menyebutkan kegiatan yang dijalankan masih aman. Saat keluar rumah pun dirinya menggunakan masker. Sementara kebersihan diri pun selalu dijaga, terutama rajin cuci tangan.
"Penyemprotan disinfektan di lingkungan masing-masing pun dilakukan dan pemerintah desa membentuk tim tanggap corona tingkat desa," ungkap Aruna.
Pemerintah telah mengeluarkan sejumlah instruksi dan anjuran kepada masyarakat untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Melalui Kementerian Pertanian, pemerintah pun menyiapkan protokol bagi para petani sehingga mereka tetap aman berproduksi.
"Banyak kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan dari rumah, hal tersebut mungkin bisa dilakukan oleh kebanyakan orang. Tapi bagi saya seorang petani tetap harus turun ke sawah. Selain bertanggung jawab kepada kesehatan diri dan keluarga, kami pun harus mengurus tanaman dan memastikannya bisa panen," tutur Aruna.
ADVERTISEMENT
Selain protokol umum seperti mencuci tangan dan menjaga gizi seimbang, para petani pun dianjurkan untuk menanam dan mengonsumsi produk empon-empon seperti wedang umuh, jahdape, dan kunir asem.
Tanaman empon-emponan itu secara klinis dapat meningkatkan kemampuan tubuh menangkal virus Covid-19. Para penyuluh turut berperan dalam mengedukasi para petani tentang protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19.
Peran penyuluh, menurut Aruna memang semakin penting di mata para petani. Apalagi, di tengah pandemi covid-19 ini, bakteri Xanthomonas Oryzae (hama keresek daun) sedang mewabah.
Petani memanen padi di Desa Cilangkap, Lebak, Banten. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Wabah hama ini membuat daun pada tanaman padi miliknya menjadi kering (keresek). Belum selesai, hama wereng ikut mengintai dan menyerang tanaman padi di lahannya.
Beruntungnya, para penyuluh secara aktif memberikan informasi tentang serangan hama.
ADVERTISEMENT
Produktivitas di Desa Nunuk pun terbilang cukup tinggi. Rata-rata panen padi berkisar 7-9 ton per hektare. Sementara harga jual gabahnya Rp 5.000 hingga Rp 6.000 per kilogram gabah kering panen.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu Takmid mengatakan, Kementan setiap tahun menggelontorkan bantuan untuk Kabupaten Indramayu dalam jumlah cukup besar, yakni mulai bibit, alat mesin pertanian, mesin penggilingan dan bantuan asuransi hingga dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Karena itu, kondisi pertanian di Indramayu dalam bidang produksi padi saat ini masih tertinggi di Jawa Barat.
"Kami tetap optimistis dan terus mempertahankan produksi padi ini meningkat di angka 1,5 juta ton gabah kering. Terlebih di bulan Maret dan April ini walau tengah dilanda Virus Corona, produksi padi dan jagung tetap tinggi. Petani panen raya," kata Takmid.
ADVERTISEMENT
Takmid menyebutkan, luas panen padi Indramayu Maret 2020 sebesar 3.677 hektare dan April 10.573 hektare. Adapun harga gabah kering panen saat ini sangat menguntungkan petani, yakni R. 5.300 per kilogram.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sidak ketersediaan pangan. Foto: Dok. Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Sementara luas panen jagung bulan Maret ini mencapai 265 hektare. Prediksi April seluas 530 hektare. "Harga jagung pun membuat petani tersenyum, Rp 4.000 per kilogram pipil kering panen," ujarnya.
Optimisme yang sama juga turut digaungkan dari pemerintah pusat. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan saat ini, sektor pertanian menjadi harapan, tulang punggung di tengah upaya Pemerintah dalam menanggulangi Covid-19.
"Tanggung jawab menyediakan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia merupakan spirit bagi keluarga besar Kementerian Pertanian dan semua pelaku pembangunan pertanian," tegas Syahrul.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Syahrul mengatakan berbagai skenario kemungkinan sudah dipersiapkan Kementan untuk menghadapi bulan puasa dan lebaran sudah di depan mata.
"Kita tidak berhenti sampai menyediakan pangan saja. Bersama Kemendag, Bulog, dan yang lain, kita berusaha mengendalikan bahwa pangan itu tersedia di pasar dalam jumlah yang cukup sehingga stabilisasi harga terjaga," pungkasnya.