Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
ADVERTISEMENT
Semenjak Indonesia dihebohkan virus corona , kebutuhan pangan meningkat tajam. Sebab, sebagian masyarakat khawatir kekurangan pasokan bahan pangan dan menimbulkan panic buying.
ADVERTISEMENT
Salah satu Eksportir sekaligus Petani , Bagas Suratman mengakui pengiriman sayuran ke ritel modern di Jakarta dan sekitarnya naik hingga 40 persen.
“Pesanan alhamdulillah (lancar). Kenaikan sekitar 30-40 persen di Jabodetabek,” katanya kepada kumparan, Jumat (27/3).
Bagas menuturkan, dalam sehari rata-rata pengiriman sayur ke ritel modern sebanyak 1,4 ton dibanding hari biasa sebelum COVID-19 meresahkan masyarakat sebanyak 1 ton.
Ada tiga jenis sayuran yang dikirimkan ke ritel modern antara lain kangkung, sawi dan bayam. Menurutnya pengiriman ke ritel modern lebih terjamin dari sisi keamanan dan kebersihan. Sehingga sebagian orang cenderung berbelanja di ritel modern untuk saat ini.
“Kan kita kalau permintaan pasar ritel tergantung barang. Kadang kan dari daerah enggak bisa masuk jadi kita yang produksi,” kata Bagas.
Sementara itu ia mengakui terjadi penurunan untuk pengiriman sayur di pasar tradisional sekitar 50 persen. Biasanya Bagas mengirimkan produk sayurnya sebanyak 3 ton dalam sehari.
ADVERTISEMENT
“Tapi kalau sekarang cuman 1,5 ton. Orang takut keluar rumah. Apalagi sekarang ada social distancing jadi kalau di pasar kan orang ketemu orang,” tambahnya.
Bagas pun percaya pengiriman sayuran akan terus meningkat seiring masyarakat memborong makanan.
“Karena asumsi kita orang di Jakarta banyak yang nyetok indomie. Jadi sayuran akan terus laku,” tuturnya.
Bagas Suratman merupakan salah satu petani yang sukses bertani di perkotaan. Ia bisa mengantongi omzet belasan juta per hari.
Lahan pertaniannya berada di pinggiran kota Jakarta, tepatnya di Rawa Lini Teluk Naga, Tangerang, dekat Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Bagas telah menekuni profesi petani sejak 16 yang lalu.