Petani Tebu Ungkap Modus Mafia Impor Gula ke Jokowi

5 Maret 2019 19:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berdialog dengan Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPP APTRI) saat pertemuan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/3). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berdialog dengan Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPP APTRI) saat pertemuan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/3). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
Pertemuan dengan Presiden Joko Widodo siang tadi tidak disia-siakan Ketua Dewan Pembina Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Arum Sabil. Arum menceritakan soal mafia impor gula yang bikin petani merugi.
ADVERTISEMENT
"Kami sampaikan presiden, bahwa presiden waspadai berdirinya pabrik-pabrik gula baru yang indikasinya hanya kedok untuk impor gula mentah," ungkap Arum saat ditemui di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/3). 
Maksudnya Arum adalah pabrik-pabrik gula baru tersebut hanya mengandalkan impor gula mentah (raw sugar) sebagai bahan baku yang akan diubah menjadi gula rafinasi. Padahal harusnya, pabrik gula membeli tebu yang diproduksi petani yang akan diubah menjadi gula kristal putih (GKP).
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berdialog dengan Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPP APTRI) saat pertemuan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/3). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
"Namun sekarang banyak indikasi pabrik gula baru yang hanya sebagai kedok untuk lakukan impor gula mentah. Bahkan saya sampaikan ke presiden, mafia impor gula ini sudah masuk ke semua sendi bahkan feenya dan indikasinya berapa, sudah saya sampaikan ke presiden," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Praktik ini tumbuh subur karena produksi gula dunia berlebihan. Bayangkan saja, menurut Arum, stok gula dunia di akhir 2018 masih ada 97 juta ton. Stok gula yang ada harus dipasarkan ke berbagai negara dengan harga murah dan Indonesia menjadi tujuan utama. Petani tebu pun dirugikan karena gula rafinasi merembes ke pasar tradisional.
"Nah itu dikemanakan? akhirnya mereka akan jual murah ke pasar Indonesia. Bisa saja kita dimatikan agar petani gula mati dan produsen gula dunia jadikan Indonesia pasar potensial," sebutnya.