Petani Tebu Usul Pemerintah Tetapkan HPP Gula Tani Rp 14.000, HET Rp 16.000

24 April 2020 14:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gula pasir. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gula pasir. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Harga gula di pasaran masih melambung tinggi yang akhir-akhir ini berkisar antara Rp 18.000 sampai Rp 20.000 per kilogram. Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) adalah Rp 12.500 per kilogram.
ADVERTISEMENT
Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengusulkan kenaikan harga patokan gula petani (HPP). Sekretaris Jenderal APTRI, M Nur Khabsyin, mengatakan usulan itu juga harus diikuti penyesuaian HET.
"Di samping usulan HPP gula tani Rp 14.000 per kg, APTRI juga usul HET gula bisa disesuaikan di kisaran Rp 16.000 per kg, selisih angka Rp 2000 per kg," kata Nur Khabsyin melalui keterangannya, Jumat (24/4).
Usulan tersebut karena adanya penyesuaian kenaikan biaya produksi dan kenaikan harga berbagai komoditas akibat dampak virus corona.
Permintaan tersebut juga sekaligus merevisi usulan APTRI pada 3 Maret lalu yang menyarankan HPP hanya Rp 12.000.
Musim giling tebu tahun 2020 diperkirakan Maret sampai April untuk wilayah Sumatera. Sementara di Pulau Jawa diperkirakan mulai bulan Mei.
Pedagang menyusun bungkusan gula di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (21/4). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Nur Khabsyin mengungkapkan, saat ini biaya distribusi juga tentu meningkat. Sehingga usulan kenaikan tersebut juga dinilai sudah sesuai.
ADVERTISEMENT
"Itu untuk biaya distribusi dan margin bagi pedagang sampai ke pengecer. Saya kira usulan HET itu masih jauh di bawah rata-rata HET saat ini yang mencapai Rp 18.000 per kg," ujar Nur Khabsyin.
Nur Khabsyin berharap agar usulan ini segera ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga bisa memudahkan khususnya kepada para petani tebu.
"APTRI minta HPP gula tani dan HET nya agar ditetapkan paling lambat akhir bulan April 2020 kerena akhir bulan Mei sudah mulai panen tebu di Jawa," pinta Nur Khabsyin.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.