Peternak Ayam Keluhkan Harga Jagung Mahal, Buwas: Harga Dikendalikan Importir

28 Desember 2021 18:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternak memanen telur ayam di salah satu peternakan di kawasan Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (16/11).  Foto: Fransisco Carolio/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Peternak memanen telur ayam di salah satu peternakan di kawasan Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (16/11). Foto: Fransisco Carolio/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Peternak ayam petelur mengeluhkan biaya pakan yang sangat besar, imbas dari harga jagung yang masih mahal. Hal tersebut berakibat kepada naiknya harga telur ayam di tingkat konsumen yang mencapai Rp 31.000 per kilogram.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau Buwas mengungkapkan alasan harga jagung saat ini masih mahal, yaitu karena para importir yang menguasai dan mengendalikan harga jagung di dalam negeri.
"Kenapa jagung harganya bisa enggak jelas, karena tata niaganya enggak ada, yang mengatur (harga) ya importir jagung. Walaupun kita ada produksi, tapi kan dikuasai oleh mereka. Ya mau gimana, sehingga saya kira semuanya harus diatur," ujar Buwas dalam konferensi pers di Kantor Pusat Bulog, Selasa (28/12).
Dia menyebutkan, Bulog hanya diberikan penugasan untuk menyediakan stok bahan pangan, dalam hal ini salah satunya jagung. Walaupun memiliki kewenangan dan dijamin oleh undang-undang, Buwas mengaku Bulog belum bisa mengendalikan importir.
"Sampai saat ini Bulog hanya mendapat penugasan, sekarang importir jagung kita tidak tahu berapa banyak, untuk kebutuhan apa saja, dan dari negara mana saja. Boleh dikata bahwa tata niaga jagung dikuasai oleh importir tertentu termasuk kedelai," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Padahal kalau kita mengacu ke UU, pajale (padi, jagung, kedelai) adalah kewenangan negara melalui Bulog sudah jelas, harusnya importir tidak bisa langsung mengadakan pajale sendiri, harus sepengetahuan dan seizin Bulog. jangan sampai standardisasi harga dipermainkan. Dampak negatifnya ke masyarakat juga," lanjutnya.
Buwas pun berkata, hal ini yang harus diperbaiki oleh pemerintah khususnya dengan membuat peraturan yang tegas dalam undang-undang. "Ini harus kita perbaiki, undang-undang harus betul-betul diterapkan. Sekarang kita berharap ada perubahan-perubahan undang-undang di tahun 2022."
Buwas Ungkap Realisasi Penyediaan Jagung 30 ribu Ton Untuk Peternak
Peternak memberi pakan ke ayam petelur peliharaannya. Harga pakan naik akibat kenaikan jagung yang jadi bahan utama pakan ternak. Foto: kumparan
Dalam kesempatan yang sama, Buwas mengatakan, penugasan Bulog untuk menyediakan jagung 30 ribu ton untuk peternak mandiri sudah terpenuhi secara keseluruhan. Artinya, realisasi penugasan tersebut sudah 100 persen terlaksana.
ADVERTISEMENT
"Penugasan jagung untuk peternak mandiri khususnya di Jawa Timur kita sudah penuhi secara keseluruhan," ujar dia.
Dia berkata, penyediaan tersebut berasal dari produksi dalam negeri dan tidak ada impor. Kendati demikian, dalam proses pengadaan jagung tersebut Buwas membeberkan adanya ketidakkonsistenan dari sisi peternak mandiri terkait data kebutuhannya.
"Waktu itu kita datang, ke kelompok petani atau peternak yang membutuhkan itu, kita datang sudah dengan jumlah ketemulah angka 30 ribu ton. Pada perjalanannya, ada yang nambah, nambah data, kita sudah putuskan penugasan kita hanya 30 ribu ton sehingga sekarang ada peningkatan lagi. Ya itulah dampaknya," ungkap Buwas.
Lanjut Buwas, Bulog hanya bekerja sesuai penugasan yang diperintahkan oleh pemerintah dan tidak bekerja secara otomatis. Dia pun berharap ke depan Bulog bisa berkoordinasi dengan kementerian teknis lain, seperti Kemendag dan Kementan, dengan lebih baik agar kasus seperti ini tidak terulang.
ADVERTISEMENT
"Kita ibaratnya seperti pemadam kebakaran, begitu ada masalah baru kita disuruh memadamkan. Kalau airnya banyak, padam. Begitu airnya sedikit bahkan tidak ada, apinya makin besar," tutur Buwas.
Buwas juga berharap isu-isu kenaikan harga sembako lainnya bisa ditangani dengan lebih cepat. "Langkah-langkah untuk menghadapi peningkatan harga minyak goreng, telur, bukan tugas pokok Bulog mutlak, kita koordinasi dengan kementerian terkait, Kemendag dan Kementan. Sehingga mudah-mudahan gejolak kenaikan sembako di beberapa wilayah segera tertangani."