Peternak Desak Kemendag untuk Cari Solusi Anjloknya Harga Ayam

2 September 2020 10:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Giyono memberi makan ayam di peternakan miliknya di Dusun Gluntung, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Giyono memberi makan ayam di peternakan miliknya di Dusun Gluntung, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Peternak Layer Nasional mendesak Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk segera menunjuk perusahaan BUMN agar menyerap ayam yang saat ini harganya anjlok. Harga ayam saat ini berada pada Rp 7.000 per ekor. Dalam beberapa hari terakhir, para peternak membagi-bagikan ayam hidup di berbagai daerah, seperti di Jember dan Bali.
ADVERTISEMENT
Ketua Presidium Peternak Layer Nasional, Ki Musbar Mesdi mengatakan, pada saat harga jatuh, Kemendag seharusnya lembaga yang paling tepat untuk menyelesaikan persoalan. Sebab, harga jatuh karena permintaan pasar yang menurun.
“Ini kan hilir karena serapan turun dari masyarakat itu wewenang Kemendag. Kemendag harus berkoordinasi dengan BUMN ada Berdikari, Bulog, jadi pembagian segmentasi,” ungkapnya kepada kumparan, Rabu (2/9).
Ki Musbar menambahkan, Kemendag harus bisa menjaga segmentasi pasar ayam peternak mandiri dan perusahaan integrator. Sebab, yang saat ini terjadi adalah pangsa pasar peternak mandiri juga turut dibanjiri oleh perusahaan integrator.
“Kemendag musti ngapain? Yang ngeluarin HPP sama Kemendag yang diamanatkan dalam regulasi industri (harus) masuk ke budidaya. (Itu) harus didorong food processing final. Kewajiban itu supaya keamanan pangan kita terjaga. Itu yang berasal pangan dari daging ayam,” sambungnya.
Peternak memberi pakan ke ayam petelur peliharaannya. Harga pakan naik akibat kenaikan jagung yang jadi bahan utama pakan ternak. Foto: kumparan
Ia juga menekankan, kewenangan Kemendag untuk mengatur persoalan harga sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 Tahun 2020. Sebelumnya, Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara (PPRN) menggelar aksi demo di Kementerian Pertanian dan diakhiri di Istana Negara pada 1 September 2020. Aksi ini merupakan respon dari kondisi industri perunggasan dalam negeri yang terpuruk dalam beberapa tahun terakhir. Puncaknya, harga ayam anjlok di titik rendah Rp 7 ribu per ekor pada kuartal I 2020.
ADVERTISEMENT
Ketua PPRN Alvino Antonio W menyatakan situasi ini membuat peternak mandiri rugi besar, karena harga jual di bawah harga produksi. Selain itu, penurunan harga ayam hidup ini salah satunya disebabkan daya beli masyarakat yang melemah.
“Pemerintah terkesan abai terhadap nasib ribuan Peternak Rakyat Mandiri dan pekerja yang terlibat didalamnya, Peternak Rakyat Mandiri yang saat ini menjadi kelompok minoritas menjadi korban dari praktek liarnya bisnis pelaku usaha besar integrasi yang perang harga antar sesama kompetitor,” urainya melalui keterangan tertulis seperti yang dikutip kumparan, Selasa (1/9).