Peternak Sapi soal Impor 100 Ribu Ton Daging Kerbau: Kami Terpukul

22 Februari 2018 17:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Daging kerbau di los Pasar Jatinegara. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Daging kerbau di los Pasar Jatinegara. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menerbitkan izin impor daging kerbau beku untuk Perum Bulog. Kuota impor yang diberikan pada Bulog mencapai 100 ribu ton.
ADVERTISEMENT
Pembukaan impor ini langsung diprotes oleh peternak sapi lokal yang tergabung dalam Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI). PPSKI menyebut pembukaan impor daging kerbau menunjukkan ketidakberpihakan pemerintah pada peternak lokal.
"Kebijakan pemerintah mengimpor 100 ribu ton daging kerbau dari India untuk tahun 2018 dipastikan akan lebih memukul peternak sapi potong rakyat," kata Ketua Umum PPSKI, Teguh Boediyana, kepada kumparan (kumparan.com), Senin (22/2).
"Aspek harga yang rendah menjadi faktor keberatan PPSKI karena distortif terhadap harga sapi lokal yang sudah terbentuk," ia menambahkan.
Selain merugikan peternak lokal, daging kerbau impor juga tak berhasil menstabilkan harga daging sapi di dalam negeri.
Teguh juga memprotes kebijakan pemerintah yang mengizinkan impor daging dari negara yang belum bebas penyakit mulut dan kuku (PMK).
ADVERTISEMENT
"Kami dari PPSKI tetap konsisten tidak setuju dengan kebijaksanaan pemerintah memasukkan daging ruminansia (termasuk kerbau) dari negara yang statusnya tidak bebas PMK. India termasuk negara yang tidak bebas PMK. Bahkan tidak punya zona yang bebas PMK," tutupnya.