PGN Ingin Gas dari Lapangan Kepodang Kembali Mengalir

21 Januari 2020 18:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
DirekturKomersial PT PGN (Persero) Tbk, Dilo Seno Widagdo. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
DirekturKomersial PT PGN (Persero) Tbk, Dilo Seno Widagdo. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (Persero) atau PGN ingin gas dari Lapangan Kepodang kembali mengalir. Sebelumnya, sumber gas yang berada di Blok Muriah, Jawa Tengah, ini berhenti mengalir karena produksinya habis sebelum waktunya.
ADVERTISEMENT
Direktur Komersial PGN Dilo Seno Widagdo mengungkapkan, hingga Desember 2019 lalu, perusahaan melakukan kesepakatan dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk kembali meneruskan penyaluran gas dari lapangan tersebut.
Lapangan ini sebelumnya dikelola oleh Petronas Carigali Muriah Ltd (PCML). Salah satu participan interest (PI) atau pemegang hak kelola di sana adalah PT Saka Energi Indonesia yang merupakan anak usaha PGN.
"Saka masih berharap melanjutkan, sementara Petronas enggak. Tapi karena permintaan SKK Migas tetap diminta untuk menyalurkan," kata dia di Gedung PGN, Jakarta, Selasa (21/1).
Petugas menyiapkan Meter Regulator Station (MRS) untuk penyaluran gas di stasiun induk. Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
Dilo mengaku saat ini sudah ada kesepakatan 3 pihak antara SKK Migas, Petronas, dan Saka Energi. Dilo menyebut penyaluran gas bisa kembali dilakukan bulan depan.
ADVERTISEMENT
Dengan penyaluran tersebut, pipanisasi gas Kalimantan-Jawa sepanjang 210 kilometer dari Lapangan Kepodang-Tambak Lorok bisa dilanjutkan. Selain kembali menyalurkan gas dari Lapangan Kepodang, anak usaha PGN ini juga akan memperbaiki portofolio perusahaan eksplorasi dan eksploitasi di Wilayah Kerja Muriah.
Kata Dilo, saat lapangan ini ditutup terakhir kali, produksinya hanya sekitar 26 juta kaki kubik per hari atau Million standard cubic feet per day (MMscfd). Jika dibuka lagi, dia memperkirakan produksi bisa lebih dari itu. Sementara perkiraan play tune sampai akhir masih bisa beroperasi sampai tekanan sekitar minimum penyaluran 8-9 MMscfd.
"Itu kapan? Kita masih studi," jelas dia.
Sebelumnya diberitakan, Lapangan Kepodang rencananya memproduksi gas dan memasok ke PLTGU Tambak Lorok lewat pipa Kalija I sampai 2026. Tapi ternyata gasnya habis di 2018. Petronas Carigali, operator Lapangan Kepodang, sudah mengumumkan keadaan kahar (force majeure) pada 8 Juni 2017.
ADVERTISEMENT
PGN sebagai pembeli gas sekaligus pemilik pipa Kalija I merasa dirugikan. PGN meminta ganti rugi kepada Petronas Carigali Indonesia senilai USD 32,2 juta atau Rp 450 miliar (kurs Rp 14.000) karena kuota penyaluran gas dari lapangan Kepodang yang tidak terpenuhi.
PGN pun telah menggugat Petronas Carigali Indonesia ke arbitrase internasional di Hong Kong pada 2018. Gugatan dilayangkan PGN karena pasokan gas dari Lapangan Kepodang yang digarap Petronas tidak mengalir sesuai kontrak awal.