PGRI soal Lulusan SMK Banyak Jadi Pengangguran: Gaji Gurunya Jomplang
ADVERTISEMENT
Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) paling banyak menyumbang pengangguran . Pada Agustus 2018, jumlah pengangguran terbuka sebanyak 7 juta jiwa dan sebesar 11,24 persennya merupakan lulusan SMK .
ADVERTISEMENT
Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Didi Suprijadi mengatakan, salah satu penyebab belum efektifnya SMK di dunia industri adalah adanya perbedaan yang sangat signifikan antara SMK negeri dengan swasta. Dari segi kesejahteraan guru misalnya, rata-rata gaji guru di SMK negeri jauh lebih besar dibandingkan di SMK swasta.
"Sekarang kalau dilihat, SMK negeri dan swasta ini jomplang. Gaji guru di SMK negeri di DKI Jakarta misalnya, bisa rata-rata hampir Rp 10-13 juta per bulan, swasta paling sekitar Rp 2 juta per bulan," ujar Didi dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (10/11).
Selanjutnya, Didi juga mencatat, ada sekitar 3.000 SMK Negeri nasional, sementara SMK swasta mencapai 10.000 sekolah. Sementara jumlah siswa SMK negeri sebanyak 2 juta siswa, sedangkan SMK swasta mencapai 2,7 juta siswa.
ADVERTISEMENT
"Ada yang jomplang. Negeri lebih sedikit dari swasta, tentu lebih mudah pengeloaannya, kalau di negeri juga penyelenggaranya kan pemerintah, pemda, lebih baik gaji gurunya," kata dia.
Didi melanjutkan, cukup berat rasanya jika pemerintah ingin menyamakan standar pendidikan antara SMK negeri dengan swasta. Apalagi saat ini keahlian lulusan SMK banyak yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri.
"Persoalannya, tidak semua SMK swasta lebih bagus dari negeri. Artinya ada ketimpangan lembaga vokasional di SMK, ada ketimpangan antara penyelenggara negeri dengan swasta," jelasnya.