PHRI Tak Ingin Lombok Dibranding dengan Wisata Halal

25 Juni 2019 19:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu spot favorit wisatawan dan warga lokal untuk berswafoto di kawasan KEK Mandalika. Foto: Aria Sankhyaadi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu spot favorit wisatawan dan warga lokal untuk berswafoto di kawasan KEK Mandalika. Foto: Aria Sankhyaadi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo meminta sejumlah pengusaha hotel di Indonesia membangun hotel di 10 daerah wisata yang disebut sebagai 'Bali Baru'. Termasuk di Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang disiapkan menjadi tuan rumah kegiatan Moto GP hingga F1.
ADVERTISEMENT
Para pengusaha yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), menyambut ajakan Jokowi itu dan berniat segera mewujudkannya. Ketua Umum PHRI, Haryadi Sukamdani, menyatakan pembangunan itu harus dioptimalkan sehingga tepat waktu untuk mendukung penyelenggaran event tersebut.
"Tadi kebetulan kita agak spesifik Mandalika karena 2021 Moto GP-nya mulai jalan. Dan menurut Presiden, ini kan lambat perjalanannya dan sekarang airport udah dibangun di sana," kata Haryadi usai bertemu Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/6).
"Dan sebetulnya potensial juga untuk menarik lebih besar lagi wisatawan dari Australia. Dan juga kita kepikir dari Jepang juga bisa banyak," lanjutnya.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Bos Sahid Group itu juga mengaku sudah membahas kearifan lokal, yang berada di setiap daerah termasuk di NTB, agar bisa menyesuaikan dengan pembangunan hotel hingga restaurant. Namun, untuk NTB dia menilai tak seharusnya dikenal dengan wisata syariah atau wisata halal, sebab bersifat terbatas.
ADVERTISEMENT
"Masalah tag, branding pariwisata penting juga. Karena waktu itu sempat branding-nya Nusa Tenggara Barat wisata syariah, wisata halal. Wah itu membatasi. Ini yang mungkin tidak ke sana branding-nya," ujarnya.
Keindahan KEK Mandalika mulai menarik wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Lombok Foto: Aria Sankhyaadi/kumparan
"Pilihan terhadap restoran halal, hotel halal atau muslim friendly itu pasti ada. Tapi tidak di-branding seperti itu. Mungkin lebih tepatnya muslim friendly, seperti itu juga penting karena jangan sampai kita membatasi potensi yang ada," tambahnya.
Menurut Haryadi, konsep yang ditawarkan pihaknya merupakan langkah untuk mendorong pariwisata di daerah-daerah tersebut. Khusunya NTB.
"Memang harus didorong semuanya, karena memang harus, enggak bisa hanya dibiarin begitu aja," pungkasnya.