Pilihan Investasi yang Cocok Bagi Kaum Milenial

10 Januari 2018 18:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi investasi (Foto: Stevepb via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi investasi (Foto: Stevepb via Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Investasi semakin tahun semakin dinamis, segala bentuk model bisnis semakin membuka berbagai cara berinvestasi. Salah satunya Dynamic Model Portofolio, sebuah konsep investasi yang tidak hanya fokus pada perpaduan kelas aset berdasarkan profil risiko nasabah.
ADVERTISEMENT
Head of Wealth Management and Retail Digital Bussines Bank Commonwelath Ivan Jaya mengatakan, dalam merespons kebutuhan investasi nasabah di era ekonomi digital, Bank Commonwealth berkomitmen mendampingi nasabah.
“Kami mengambil pendekatan portofolio yang menyeluruh dengan berbagai solusi dan produk yang dirancang sesuai tujuan finansial,” ujarnya saat konferensi pers dengan tema 'Macro Ekonomi Outlook dan Strategi 2018,' di Gedung Commonwealth, Jakarta, Rabu (10/1).
Tabungan Emergency (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tabungan Emergency (Foto: Thinkstock)
Ia menambahkan, bonus demografi yaitu di mana jumlah masyarakat berusia muda (generasi milenial) mendominasi populasi penduduk Indonesia dengan jumlah mencapai 34% dari total populasi penduduk Indonesia, menjadi peluang bagi perusahaan investasi untuk berlomba-lomba menawarkan produk investasinya.
Oleh karena itu, pihaknya juga memperkenalkan model investasi yang cocok untuk generasi milenial. Salah satunya yaitu Reksa Dana. Investasi jenis ini dinilai cocok untuk investor pemula seperti kalangan anak muda. Reksa dana juga memiliki berbagai jenis yaitu reksa dana saham, campuran, pasar uang, dan pendapatan tetap. Jenis-jenis tersebut bisa disesuaikan dengan profil risiko masing-masing nasabah.
ADVERTISEMENT
“Kami sudah mulai memperkenalkan investasi melalui reksa dana. Saat ini kami mempromosikan program ini melalui video yang mudah dipahami, karena generasi muda lebih menyukai video dibanding membaca,“ pungkasnya.