PLN Dapat Utang Rp 8,5 T dari ADB

13 Desember 2021 13:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi PLN. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi PLN. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT PLN (Persero) kembali mendapatkan utang dari Bank Pembangunan Asia/Asian Development Bank (ADB) senilai USD 600 juta atau sekitar Rp 8,5 triliun (kurs Rp 14.300 per dolar AS). Pinjaman tersebut ditujukan untuk membantu BUMN 'setrum' meningkatkan keandalan dan ketangguhan layanan listrik di Pulau Jawa, terutama bagian Barat dan Tengah.
ADVERTISEMENT
Menurut Spesialis Keuangan Senior ADB, Daniel Miller, melalui Program Akses Energi Berkelanjutan dan Andal (Sustainable and Reliable Energy Access Program) akan membantu merehabilitasi, memperkuat, dan memperluas jaringan listrik PLN, serta mendorong penggunaan energi bersih.
Menurutnya, program ini akan memberi manfaat bagi lima provinsi di Indonesia, yaitu Banten, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Program ini akan meningkatkan akses ke energi berkelanjutan dan andal di kawasan barat dan tengah Pulau Jawa, wilayah yang dihuni 41% penduduk Indonesia, termasuk sekitar 30 juta warga miskin atau yang hidup dekat garis kemiskinan,” kata Daniel Miller pada keterangan tertulis, Senin (13/12).
Miller menilai, Pulau Jawa merupakan kawasan ekonomi utama di Indonesia yang telah mencapai akses listrik universal, namun pertumbuhan ekonominya masih terhambat oleh gangguan listrik dan kebocoran listrik.
ADVERTISEMENT
Untuk mampu mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, menurut Miller, Pulau Jawa akan membutuhkan listrik sebanyak 259 terawatt-jam (TWh) pada 2030, atau 66,4 persen dari proyeksi kebutuhan listrik di Indonesia.
“Guna memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan penguatan jaringan listrik Pulau Jawa dan transisi menuju ekonomi rendah karbon, serta kapasitas untuk mengintegrasikan lebih banyak energi terbarukan ke dalam jaringan,” jelas Miller.
Dengan adanya pinjaman tersebut, kata Miller, dan dengan jaminan dari Pemerintah, akan meningkatkan jalur transmisi PLN, otomatisasi jaringan listrik, dan fasilitas penyimpanan limbah berbahaya.
Adapun kemitraan negara ADB untuk Indonesia 2020-2024 difokuskan untuk meningkatkan pemulihan ekonomi Indonesia melalui infrastruktur energi yang berkelanjutan dan tangguh.
“Melalui pinjaman berbasis hasil, penyaluran dana dikaitkan dengan pencapaian hasil program untuk mendorong akuntabilitas dan efektivitas reformasi pemerintah, dengan membangun sistem insentif untuk berbagai capaian yang berkelanjutan,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT