PLN Mau Setop Pakai Solar, PGN Siap Pasok Gas

21 Januari 2020 19:53 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang melintas di depan meteran gas yang terpasang di dinding rumah susun di Surabaya, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
zoom-in-whitePerbesar
Seorang melintas di depan meteran gas yang terpasang di dinding rumah susun di Surabaya, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
ADVERTISEMENT
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) siap memasok gas untuk pembangkit listrik milik PT PLN (Persero). Hal itu dilakukan karena PLN hendak mengganti bahan bakar pembangkit listrik mereka dari yang tadinya menggunakan BBM solar atau diesel menjadi gas.
ADVERTISEMENT
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Syahrial Mukhtar memandang, program tersebut terbilang bagus karena akan mendorong percepatan untuk program konversi dari BBM ke gas. Rencananya, ada 51 hingga 52 pembangkit listrik yang bakal dikonversi.
"Dengan penugasan ke Pertamina tersebut, maka ini akan bisa dijalankan dengan lebih baik karena ada agregasi volume untuk 52 titik dengan volume sekitar 160 MMbtu (million british thermal unit) yang nanti bisa disuplai gasnya ke titik-titik PLN," kata dia di Gedung PGN, Jakarta, Selasa (21/1).
Dengan agregasi model seperti itu, perusahaan akan dapat melakukan optimalisasi rantai pasok dengan membuat model-model cluster ring di daerah-daerah timur. Lalu penyaluran ke Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Papua bisa lebih ditingkatkan.
Petugas saat melakukan pengecekan di area PLTGU Muara Karang. Foto: Dok. PLN
Nantinya, sumber gas yang bakal disalurkan ke 52 pembangkit PLN di antaranya berasal dari gas bumi (Liquified Natural Gas/LNG) Bontang di Kalimantan Timur, Lapangan Tangguh di Papua Barat dan Donggi Senoro di Sulawesi.
ADVERTISEMENT
"Kita berharap penugasan yang diberikan kepada Pertamina dan agregasinya ini akan kami lakukan sebaik-baiknya dan kami sedang berdiskusi intens dengan PLN dan juga dengan dukungan dari pemerintah, termasuk Ditjen Ketenagalistrikan," ucap dia.
Sebelumnya, Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, pemerintah telah menerbitkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang memuat 51-52 pembangkit listrik yang perlu dikonversi ke gas.
Penggunaan gas lebih murah ketimbang BBM dan sumbernya bisa dipasok dari dalam negeri. Sementara BBM untuk pembangkit listrik masih harus impor.