PLTM Aek Sibundong & LamburResmi Beroperasi, Kapasitas 18 MW

24 September 2022 18:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seremoni beroperasinya PLTM Aek Sibundong dan PLTM Lambur, di Nusa Dua Bali, Kamis (22/9/2022).  Foto: PLN
zoom-in-whitePerbesar
Seremoni beroperasinya PLTM Aek Sibundong dan PLTM Lambur, di Nusa Dua Bali, Kamis (22/9/2022). Foto: PLN
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dua Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTM) dengan total kapasitas 18 megawatt (MW) resmi beroperasi. Kedua pembangkit ini siap memperkuat keandalan pasokan listrik PLN ke masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kedua PLTM tersebut yaitu PLTM Aek Sibundong yang berada di Tapanuli Utara, Sumatera Utara dan PLTM Lambur di Pekalongan Jawa Tengah. Seremonial beroperasinya dua PLTM ini dilakukan di Seminar Pengembangan EBT Baseload melalui Pembangkit Geothermal dan Hydropower dalam Rangka Transisi Energi di Bali, Kamis (22/9).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan sebagai negara yang dialiri ratusan sungai, Indonesia punya potensi tersembunyi yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Potensi tersebut adalah debit aliran sungai sebagai sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) yang bermanfaat bagi masa depan.
"Ini potensi besar yang sedang dan akan terus kita kembangkan bersama. Harapannya pengoperasian dua PLTM ini meningkatkan keandalan suplai listrik ke masyarakat," ujar Darmawan melalui keterangannya, Sabtu (24/9).
ADVERTISEMENT
Darmawan menjelaskan, dalam RUPTL 2021-2030, PLN menargetkan dapat membangun pembangkit listrik berbasis air baik itu dalam bentuk PLTA, PLTM maupun PLTMH dengan total kapasitas sebesar 10,4 gigawatt (GW). Sedangkan potensi hydropower di Indonesia saat ini mencapai 75 GW.
Pertama, PLTM Aek Sibundong dengan kapasitas 10 MW merupakan besutan dari PT Partogi Hidro Energi. Pengoperasian pembangkit senilai Rp 208 miliar ini akan memperbaiki keandalan sistem distribusi 20 kV di wilayah Tapanuli Utara.
Seremoni beroperasinya PLTM Aek Sibundong dan PLTM Lambur, di Nusa Dua Bali, Kamis (22/9/2022). Foto: PLN
Melalui operasional PLTM ini, lanjut dia, PLN dapat menghemat Rp 2,1 miliar per tahun pada tahun kontrak ke 1-8 dan Rp 17,7 Miliar per tahun pada tahun kontrak 9-20 dengan pembelian tenaga listrik yang lebih rendah dibandingkan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik di Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
"Selain bisa menjadi baseload, dengan adanya PLTM ini BPP di Sumatera Utara juga bisa turun sehingga memberikan penghematan kepada negara," tambah Darmawan.
Kedua, PLTM Lambur milik anak usaha PLN, PT Indonesia Power yang ada di Pekalongan Jawa Tengah. Pembangkit dengan kapasitas 2x4 MW ini memiliki nilai investasi sekitar Rp 220 miliar dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 85,3 persen.
Darmawan memastikan PLN terus memaksimalkan potensi pengembangan sumber daya air untuk basis listrik. Hingga Agustus 2022, kapasitas terpasang PLTA yang telah dikembangkan oleh PLN sebesar 5,6 GW atau 8,5 persen dari total kapasitas terpasang pembangkit PLN di Indonesia.
Dia menambahkan, PLN berkomitmen untuk menyukseskan program transisi energi nasional dengan terus meningkatkan kapasitas pembangkit EBT dan mendorong pensiun dini untuk pembangkit listrik berbasis fosil.
ADVERTISEMENT
"PLN akan terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak demi ketersediaan energi bersih dan berkelanjutan untuk seluruh masyarakat Indonesia," pungkasnya.