news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PNS hingga STAN Tak Ada Penerimaan, Ini Alternatif Pekerjaan yang Bisa Dipilih

12 Juli 2020 6:42 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi PNS. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi PNS. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Masyarakat yang ingin menjadi PNS harus bersabar. Sebab, Presiden Jokowi telah menginstruksikan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN RB) menyederhanakan birokrasi, termasuk penyetopan rekrutmen CPNS.
ADVERTISEMENT
Atas dasar itu, MenPan RB Tjahjo Kumolo mengatakan akan menyetop penerimaan PNS selama dua tahun ke depan. Bahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani memilih menghentikan penerimaan CPNS Kemenkeu termasuk dari STAN selama lima tahun.
Kondisi tersebut tentu membuat para pemburu pekerjaan sebagai abdi negara harus berpikir ulang mengenai profesi yang akan dipilih. Lalu, alternatif apa yang bisa dilakukan?
Head of Expertise Group Finance PPM Manajemen, Yanuar Andrianto, mengakui pemberhentian penerimaan CPNS itu membawa dampak ke para pencari kerja.
Apalagi, kata Yanuar, banyak instansi di luar pemerintah yang juga menunda penerimaan karyawan karena terdampak virus corona.
"Padahal mereka sebenarnya menyerap tenaga kerja langsung," kata Yanuar saat dihubungi, Sabtu (11/7).
Meski begitu, langkah yang dilakukan pemerintah dengan menyetop penerimaan CPNS atau perusahaan yang belum menerima karyawan tidak bisa disalahkan. Yanuar merasa saat ini yang perlu dilakukan adalah meningkatkan keterampilan.
ADVERTISEMENT
"Beberapa hal yang dilakukan ada 2 perspektif. Mungkin dari pemerintah beberapa kali apa yang dilakukan pemerintah paling gampang adalah jaring pengaman, Kartu Prakerja itu dari sisi regulasi. Cuman yang spesifik bisa dilakukan sekarang bagi individunya itu skill yang di-upgrading," ujar Yanuar.
Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS Pemkot Bandung yang diadakan di Graha Batununggal Bandung. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Kemampuan yang diharapkan Yanuar adalah di layanan berbasis digital. Menurut dia adanya virus corona banyak yang dilakukan secara online. Sehingga kemampuan dari segi teknologi harus ditingkatkan.
"Adaptable, kemampuan adaptasi dengan perubahan, bahasa Inggris. Kayaknya skill itu yang kalau kita ngelihat secara mikro," ujarnya.
Yanuar merasa dengan meningkatkan skill itu bisa membuat para pencari kerja bisa menemukan alternatif dan mempunyai nilai berbeda. Ia mencontohkan alternatif bisa dengan berjualan online.
Namun, Yanuar menegaskan apa yang dilakukan dengan menjadi pekerja mandiri harus menjadi passion, sehingga bisa maksimal dalam prosesnya.
ADVERTISEMENT
"Artinya selain ini mindsetnya bukan hanya pekerja tapi beralih fungsi sebagai awalnya intrapreneur sekarang entrepreneur. Artinya jiwa-jiwa perubahan, inovatif dalam diri pekerja harus diimplementasikan," ungkap Yanuar.
"Misalkan bisnis idea menjadi bisnis riil yang dilakukan, karena itu juga layer, daripada nggak ngapa-ngapain, nunggu panggilan juga nggak tentu, ya udah action," tambahnya.
Senada dengan Yanuar, Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet merasa pandemi virus corona bakal memerlukan waktu lama dalam pemulihan ekonomi. Sehingga para pencari kerja harus bergerak seperti dengan berjualan online.
"Langkah antisipatif seperti itu jualan online sembari pemulihan ekonomi selesai perlu dilakukan masyarakat, sembari menerima bantuan dari pemerintah," katanya.
Gedung STAN Foto: instagram/@agussetiono22
Yusuf menjelaskan pelambatan pemulihan ekonomi juga berdampak pada potensi penyerapan tenaga kerja dan membuat angka pengangguran meningkat.
ADVERTISEMENT
Apalagi, dengan disetopnya penerimaan CPNS termasuk dari STAN bakal berdampak besar. Sehingga langkah pemerintah harus dimaksimalkan dalam mengatasi itu.
"Oleh karena, pemerintah perlu memperlebar cakupan bantuan sosial, bantuan sosial ini pun bisa diberikan dalam bentuk BLT. Setidaknya BLT ini bisa diberikan sampai dengan akhir tahun. Setidaknya ini bisa dijadikan pegangan sementara," ujar Yusuf.
Di saat yang bersamaan, Yusuf mengharapkan pemerintah perlu melakukan proses evaluasi penanganan COVID-19 secara berkala. Sehingga bisa diketahui apakah strategi yang digunakan sudah efektif atau belum.
"Hal ini, penting untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi, setelah ekonomi pulih baru pemerintah menyusun strategi yang lebih detail untuk masalah pengurangan pengangguran," tutur Yusuf.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.
ADVERTISEMENT