Sepeda Polygon

Polygon, Sepeda Jagoan Lokal yang Menembus Pasar Ekspor

5 Agustus 2021 17:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Polygon menjadi merek sepeda buatan Indonesia yang mendunia. Sepeda yang dibikin oleh PT Insera Sena di Sidoarjo, Jawa Timur, ini telah diekspor ke sejumlah negara mulai dari Australia, Jepang, Hingga Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan Polygon yang juga laris manis di pasar dalam negeri ini tidak terlepas dari manajemen yang mengedepankan inovasi. Kualitas sepeda Polygon dianggap sudah tidak usah diragukan lagi.
“Kalau kualitas sepedanya, kalau saya penjual (sepeda), pemakai (sepeda) juga kalau dikomparasi saya lebih memilih Polygon. Kenapa? Karena Polygon itu sudah terkenal di kalangan pecinta sepeda, mereka itu berani menjual frame sepeda lokal mereka Polygon itu dibundling dengan part-part sepeda yang bagus, berkualitas dengan harga yang murah,” kata Founder & Owner Good Ride Bike Cafe, Adhi Pratama, saat dihubungi kumparan, Kamis (29/7).
Sepeda Polygon. Foto: Instagram.com/polygonbikes
Adhi menjelaskan murah dalam artian untuk spesifikasi yang seharusnya harganya tinggi tapi di Polygon bisa dikondisikan. Ia mencontohkan Polygon Siskiu untuk genre sepeda enduro. Polygon Siskiu ada yang dijual Rp 7 juta. Sementara yang untuk kompetisi hanya Rp 22 juta.
ADVERTISEMENT
“Nah dengan spek yang ada di jenis sepeda Siskiu itu yang kompetisi itu part-partnya malah kalau dihitung-hitung bisa senilai Rp 40-an juta, cuma Polygon berani jual Rp 22 juta, Rp 20 juta,” ungkap Adhi.
“Nah, Polygon berani ngebundling frame Polygonnya sendiri dengan part-part brand luar yang sangat berkualitas. Jadi orang-orang sekarang lebih condong ke Polygon,” tambahnya.
Sepeda Polygon. Foto: Instagram.com/polygonbikes
Adhi memastikan semua set Polygon mulai dari pedal, sistem pengereman, hingga perpindahan giginya semuanya menggunakan part berkualitas. Sehingga, ia merasa tidak heran kalau Polygon sampai bisa mendunia.
Adhi menjelaskan, mendunianya Polygon saat ini juga ditunjukkan dengan mensponsori rider atau pebalap internasional untuk ikut kompetisi tingkat dunia. Ia menyebut Redbull Competition bisa menjadi juara freestyle sepeda downhill pakai jenis Polygon N9.
ADVERTISEMENT
Adhi merasa dari sisi marketing, sepeda Polygon tersebut juga bagus. Ia menganggap Polygon memang lebih dulu siap mendunia dibanding dengan merek lokal lainnya.
“Sebenarnya enggak hanya Polygon, ada United juga. Cuman memang tren industri sepeda lokal Polygon sejak awal sudah lebih duluan maju dan juga bisa dari sisi marketing juga bagus,” ujar Adhi.
Sepeda Polygon. Foto: Instagram.com/polygonbikes

Tren Gowes Pakai Polygon

Hobi gowes sempat ramai khususnya di tengah pandemi COVID-19. Tren gowes dikabarkan menurun saat ini. Namun, masih banyak pengguna sepeda Polygon yang mengaspal.
“Masih (banyak pengguna Polygon yang gowes). Justru sekarang ada dua genre yang digandrungi masyarakat. Satu road bike, satu lagi gravel,” terang Adhi.
Sepeda Polygon Foto: Polygon
Adhi menjelaskan road bike dengan Polygon yang banyak diminati adalah strattos 7, strattos 8. Ia merasa produk tersebut memang bagus dan terjangkau secara harga.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, genre gravel yang digandrungi goweser biasanya Polygon Gravel Bend R5, R4, hingga R2. Adhi mengungkapkan saking tergila-gilanya dengan genre gravel, banyak orang yang hanya membeli dan ingin mengambil partnya saja.
“Jadi lainnya ditinggal di bengkel tolong jualin ya, sementara dia hanya ngambil partnya saja karena itu Polygon terkenal berani bundling dengan part berkualitas. Makanya untuk genre Gravel Bend RV itu kan harganya Rp 22 juta atau Rp 21 juta. Sementara partnya ada namanya Shimano GRX sekarang di pasarannya Rp 15 juta partnya saja. Nah dengan beli Polygon Bend RV itu sudah beli dapat satu sepeda termasuk partnya itu,” terang Adhi.
Lantas, apa kelemahan Polygon?
Adhi tidak menampik kalau setiap sepeda ada kelebihan dan kekurangannya. Hanya saja, ia mengatakan selama menjual dan menggunakan brand Polygon tidak pernah mengalami masalah secara produk.
Sepeda Polygon. Foto: Instagram.com/polygonbikes
Adhi merasa masalah yang terjadi adalah stok Polygon. Ia mengungkapkan saat permintaan sepeda melonjak khususnya saat awal pandemi, persediaan Polygon malah terbatas. Adhi menganggap saat itu Polygon bisa tersaingi oleh United. Saat ini tentu keadaannya sudah bisa dikondisikan lagi.
ADVERTISEMENT
“Mungkin dulu waktu kemarin ramai-ramainya sepeda segala macam karena demand semakin tinggi. Nah, kemarin itu sempat Polygon lama penyediaannya lagi, wajar sih. Sementara United cepat meskipun fakturnya di Indonesia dia ada yang di China juga,” ujar Adhi.
“Jadi Polygon untuk sementara dari sisi kelemahan atau kekurangan itu masalah restok, restok barang saja. Itu pun wajar karena kebutuhan atau demand orang luar biasa tapi overall bagus Polygon,” tambahnya.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten