Populer: China Janji Amankan Kuota Vaksin RI; AirAsia Terancam Dihapus dari BEI

8 Februari 2021 6:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan saat berbincang denan Menlu China Wang Yi di Danau Toba, Sumatera Utara, Rabu (13/1/2020).
 Foto: Instagram/@luhut.pandjaitan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan saat berbincang denan Menlu China Wang Yi di Danau Toba, Sumatera Utara, Rabu (13/1/2020). Foto: Instagram/@luhut.pandjaitan
ADVERTISEMENT
Vaksinasi masih menjadi pekerjaan rumah yang digarap Indonesia. Di tengah kondisi itu, China memastikan siap mengamankan kuota vaksin COVID-19 untuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kabar tersebut menjadi salah satu yang populer di kumparanBisnis. Informasi itu dilengkapi dengan kabar kurang enak dari AirAsia yang terancam dikeluarkan dari bursa saham di Indonesia.
Berikut ini selengkapnya berita populer kumparanBisnis sepanjang hari Minggu (7/2).

China Janji ke Luhut Amankan Kuota Vaksin RI

Pemerintah China menyatakan kesiapannya meningkatkan kerja sama di bidang vaksin dengan Indonesia dan membantu memerangi wabah COVID-19.
Hal tersebut dinyatakan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, dalam percakapan teleponnya dari Beijing dengan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan.
Dikutip dari Antara, Minggu (7/2), kedua belah pihak telah menjalankan kesepakatan yang telah dicapai oleh kedua kepala negara.
Petugas kesehatan mengumpulkan botol vaksin COVID-19 produksi Sinovac yang telah digunakan saat pelaksanaan vaksinasi massal di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (31/1/2021). Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
China berjanji akan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan vaksin di Indonesia dan mendukung Indonesia menjadi pusat produksi vaksin corona di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Wang juga menyatakan China mendukung Indonesia dalam meningkatkan pembangunan dalam negeri dan meningkatkan perannya di tingkat global.
Sementara itu, Luhut menyambut positif ajakan peningkatan kerja sama bidang vaksin dari mitranya di China itu.
Indonesia berharap adanya peningkatan nilai investasi dari China dan siap memperdalam kerja sama di bidang perdagangan, kemaritiman, olahraga, percepatan pembangunan kerangka Prakarsa Sabuk Jalan (BRI), peningkatan kerja sama proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, dan proyek-proyek kedua negara.
Dengan eratnya relasi penduduk kedua negara yang mencapai 1,7 miliar jiwa, maka Indonesia dan China akan menjadi tempat yang nyaman di dunia, demikian Luhut dikutip Global Times.
AirAsia Terancam Ditendang dari Bursa Saham RI
Ilustrasi pesawat AirAsia. Foto: Lim Huey Teng/REUTERS
Maskapai berbiaya murah, PT AirAsia Indonesia (CMPP), terancam dikeluarkan paksa atau delisting dari daftar emiten tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Keputusan itu disampaikan BEI dalam surat No.: Peng-00011/BEI.PP3/02-2021 pada tanggal 5 Februari 2021.
ADVERTISEMENT
AirAsia Indonesia terancam delisting atau dihapus dari bursa, karena akan mendekati tenggat 2 tahun masa suspensi atau masa penghentian sementara perdagangan. Saham Indonesia AirAsia terkena suspensi sejak 5 Agustus 2019.
"Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dapat kami sampaikan bahwa saham PT AirAsia Indonesia Tbk (Perseroan) telah disuspensi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai selama 18 bulan dan masa suspensi akan mencapai 24 bulan pada tanggal 5 Agustus 2021," tulis surat dari BEI yang dikutip kumparan, Minggu (7/2).
Saham AirAsia Indonesia sendiri dikuasai PT Fersindo Nusaperkasa (49 persen), AirAsia Investment Ltf (49 persen) dan masyarakat (2 persen).
Pada saat suspensi Agustus 2019, harganya berada pada posisi Rp 184 per lembar. Bursa pun meminta manajemen Indonesia AirAsia menghubungi otoritas terkait peringatan potensi delisting CMPP.
ADVERTISEMENT
Penjelasan AirAsia soal Saham Anak Perusahaannya yang Disuspen BEI
AirAsia Group menyebut suspensi dilakukan karena AirAsia Indonesia gagal memenuhi syarat minimum kepemilikan saham publik sebesar 7,5 persen. Data per 7 Februari 2019, saham publik di AirAsia Indonesia hanya 2 persen atau di bawah syarat minimal yang diminta BEI.
"CMPP disuspen karena gagal memenuhi deadline untuk kepemilikan saham publik minimum yang disyaratkan BEI," tulis keterangan AirAsia pada Senin (5/8/2019).
***
Saksikan video menarik di bawah ini.