Populer: Duet Salim Group dan Bakrie di Bumi Resources; Pasar Apartemen Lesu

11 Oktober 2022 5:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anthoni Salim Foto: wikimedia commons
zoom-in-whitePerbesar
Anthoni Salim Foto: wikimedia commons
ADVERTISEMENT
Kabar soal Salim Group yang bakal masuk ke saham PT Bumi Resource Tbk (BUMI) melalui 2 perusahaan cangkangnya di Hong Kong yakni Mach Energy Limited (MEL) dan Treasure Global Investements Limited (TGIL) menjadi berita yang paling banyak dibaca sepanjang Senin (10/10).
ADVERTISEMENT
Selain itu, juga ada kabar soal lesunya pasar apartemen yang disebabkan oleh tidak adanya insentif seperti diskon PPN (Pajak Pengenaan Nilai). Berikut rangkuman berita populer di kumparanBisnis.

Duet Salim Group dan Bakrie di Bumi Resources

Salim Group bakal masuk ke saham BUMI lewat skema penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) sebesar 200 miliar saham biasa seri C dengan harga pelaksanaan Rp 120 per saham atau setara Rp 24 triliun.
Berdasarkan keterangan perusahaan BUMI yang dikutip, Senin (10/10), setidaknya Salim Group akan masuk menjadi pemegang saham melalui 2 perusahaan cangkangnya di Hong Kong yakni Mach Energy Limited (MEL) dan Treasure Global Investements Limited (TGIL) dengan masing-masing kepemilikan 85 persen dan 15 persen saham yang dilepas BUMI.
ADVERTISEMENT
“MEL dan TGIL merupakan pihak yang dikendalikan oleh Anthony Salim dan merupakan perusahaan yang tergabung dalam kelompok usaha Salim,” tulis BUMI.
Anak usaha Bumi Resources Minerals, PT Citra Palu Minerals (CPM), menemukan cadangan emas baru di Palu, Sulawesi Tengah. Foto: Dok. BRMS
Adapun MEL merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkakn hukum Hong Kong. Susunan pemegang sahamnya terdiri dari PT Bakrie Capital Indonesia (Grup Bakrie) dengan kepemilikan 42,5 persen saham, Colver Wide Limited (dikendalikan Agoes Projosasmito) 15 persen saham, dan sisanya 42,5 persen saham dikendalikan oleh MEL sendiri yang berbasis di Singapura.
Kemudian, untuk TGIL juga merupakan perusahaan cangkang Salim Group yang berbasis di Hong Kong. Perusahaan ini justru hanya memiliki 2 pemegang saham yakni PT Aswana Pinashtika Investasi (dikendalikan Agoes Projosasmito) yang memiliki 16,15 persen dan dan MEL yang menggenggam saham mayoritas 83,85 persen.
ADVERTISEMENT

Pasar Apartemen Lesu

Riset yang dilakukan konsultan properti, Colliers Indonesia mengungkap kondisi pasar apartemen yang kini lesu, baik unit baru maupun seken susah terjual. Kelesuan pasar itu diprediksi akan membuat sejumlah proyek apartemen tertunda penyelesaiannya. Salah satu penyebab kelesuan itu, adalah tidak ada lagi insentif seperti diskon PPN (Pajak Pertambahan Nilai).
Ilustrasi Apartemen. Foto: Aditia Noviansyah
"Kita bisa simpulkan selama kuartal III tahun ini tidak ada penjualan yang menonjol. Hampir semua proyek apartemen mengalami kesulitan dalam menjual produknya, bahkan ada juga beberapa proyek yang tidak mencatatkan transaksi," ujar Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, seperti dikutip dari Antara, Senin (10/10).
Colliers Indonesia juga memperkirakan sebanyak 37 persen dari total 6.019 unit yang rencananya akan rampung pada tahun ini akan terlambat akibat efek dari pandemi.
ADVERTISEMENT
Selain itu di pasar sekunder, orang-orang banyak menjual apartemen karena motifnya membutuhkan uang. Hal ini, lanjutnya, karena ada kecenderungan individu atau pelaku bisnis memilih pegang uang tunai pada saat kondisi ekonomi yang sedang sulit seperti sekarang.
Dengan kondisi pasar apartemen jual yang kurang kondusif saat ini, menurut dia, harga jual rata-rata akan tetap berada di kisaran Rp 35 juta per m2.