Populer: JK Sentil Bisnis Krematorium Jusuf Hamka; Nasabah Jenius Dibobol Lagi

27 Juli 2021 6:14 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jusuf Hamka, pemilik Masjid Babah Alun Foto: Irfan Adi  Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Hamka, pemilik Masjid Babah Alun Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Jusuf Hamka belakangan menjadi sorotan usai mengaku diperas salah satu bank syariah. Berita soal Jusuf Hamka menjadi paling dicari oleh pembaca kumparanBisnis.
ADVERTISEMENT
Selain itu, berita mengenai laporan kasus pembobolan uang nasabah Jenius juga terus bertambah juga menjadi perhatian pembaca. Berikut kumparan merangkum dua berita populer itu:

JK Tanggapi Jusuf Hamka soal Diperas Bank Syariah dan Bisnis Krematorium

Ketua Umum KADIN Rosan Roeslani (kiri) dan Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla. Foto: Dok PMI
Pengusaha Jusuf Hamka mengundang banyak perhatian belakangan ini. Bahkan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla ikut berkomentar terkait masalah tersebut.
Jusuf Kalla menyayangkan nama Hamka yang dibawa Jusuf, namun tak selaras dengan usaha yang dilakukannya. Diketahui Jusuf Hamka memiliki bisnis krematorium di Cilincing. Di tengah isu kartel krematorium jenazah COVID-19, Jusuf Hamka menjanjikan layanan kremasi gratis bagi keluarga tak mampu.
"Ini menyangkut etika, agama, moral. Bagaimana orang yang selalu menyatakan anak angkat Buya Hamka, tapi dia yang menyediakannya krematorium untuk orang meninggal," kata Jusuf Kalla saat berbincang dengan kumparan, Minggu malam (25/7).
ADVERTISEMENT
JK juga heran melihat Jusuf Hamka yang membanggakan bisnis krematoriumnya.
"Saya sebagai umat prihatin sekali orang yang memakai nama Hamka di belakangnya, tapi urusannya krematorium. Pembakaran mayat. Dan dia membanggakan itu. Sungguh disayangkan, menyedihkan bagi saya," katanya.
Terkait tudingan Jusuf Hamka diperas oleh salah satu bank syariah, JK menantang Jusuf Hamka buka-bukaan kontrak perjanjian. Sehingga, publik bisa tahu apakah benar yang dikatakan Jusuf Hamka dia diperas, atau sebenarnya itu sudah sesuai perjanjian.
"Kita tidak bisa bicara dulu, 'Wah bank syariah jelek seperti ini'. Lho apa isi perjanjiannya? Kalau isi perjanjiannya ada seperti itu, bahwa cicilannya harus sesuai waktu, ya tidak bisa begitu (pelunasan lebih cepat) dong," kata dia.
Dugaan pemerasan oleh bank syariah ini diungkap Jusuf Hamka karena menurut keterangannya, saat perusahaannya akan melunasi utang senilai Rp 790 miliar, pihak bank syariah malah mendenda Rp 20,6 miliar.
ADVERTISEMENT
Daftar Nasabah Jenius Korban Pembobolan Bertambah, Kini Raib Rp 584 Juta
Ilustrasi Bank Jenius. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Kasus pembobolan nasabah Jenius BTPN kembali muncul. Kali ini dialami warga Cipete, Jakarta Selatan, bernama Tubagus Arry.
Penipuan menggunakan modus yang sama, berkedok panggilan telepon yang mengatasnamakan customer service BTPN. Kemudian korban diminta mengisi data pada link yang dikirim oknum penipu.
"Kejadiannya tanggal 4 Juni 2021, nilainya total Rp 584 juta. Saya ditelepon dari nomor yang sangat mirip dengan nomor call center-nya BTPN, saya pikir itu benar dari nomor call center, lalu mereka mengarahkan saya untuk mengklik website di mana di situ saya harus isi user sama password, dari situ mereka bisa meng-take over mobile banking saya," cerita Arry kepada kumparan, Senin (26/7).
ADVERTISEMENT
Arry lantas menghubungi BTPN dan dilakukan pemblokiran akun. Namun uang di rekeningnya sudah habis terkuras.
Kasus ini kemudian dibawa ke kepolisian. Saat ini kasus masih dalam tahap penyidikan di Polda Metro Jaya.
"BTPN tidak ada pendampingan, saya tidak mengharapkan pendampingan. Saya cuma menyesali BTPN ini dengan adanya banyak kasus, kok dia tidak memperbaiki sistemnya," pungkasnya.
"Dari polda masih dalam proses penyelidikan, memang berjalannya cukup lambat sekali. Ada harapan sebaiknya ini dimasukin pasal pencucian uang juga, sedangkan laporan saya pasal yang dimasukin hanya 378 pasal penipuan," tambahnya.