Populer: Maskapai RI Terancam Pailit; Mentan Pede Pakai Kalung Antivirus Corona

8 Juli 2020 6:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Maskapai Garuda dan Sriwijaya Air. Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Maskapai Garuda dan Sriwijaya Air. Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Industri penerbangan babak belur dihantam virus corona. Tak heran, Dirut Garuda Irfan Setiaputra berani berbicara maskapai penerbangan di Indonesia diambang kebangkrutan karena sepinya penumpang.
ADVERTISEMENT
Kabar tersebut termasuk menjadi salah satu yang populer. Berita itu dilengkapi dengan Indonesia direstui beli pesawat angkut militer hingga kepercayaan diri Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memakai kalung antivirus corona.
Berikut ini selengkapnya berita populer kumparanBISNIS sepanjang hari Selasa (7/7):

Maskapai RI Terancam Bangkrut

Sejak pandemi COVID-19 baru mulai menyebar di Indonesia hingga saat ini, maskapai penerbangan kehilangan penumpang hingga lebih dari 90 persen. Kondisi yang semakin memburuk itu diakui oleh Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra saat rapat dengan Komisi X DPR RI.
Okupansi penumpang yang tak sampai 10 persen itu sangat dipengaruhi oleh kekhawatiran masyarakat untuk bepergian. Sehingga, orang-orang yang bepergian dengan pesawat saat ini hanya mereka yang memang terpaksa bepergian saja.
ADVERTISEMENT
Keadaan itu, lanjut Irfan, membuat banyak maskapai berada di ambang kebangkrutan. Oleh karena itu, ia menilai bukan hal yang mengejutkan jika ada maskapai yang akhirnya menyatakan tidak kuat lagi.
"Bapak Ibu mengetahui juga banyak maskapai yang menyatakan kebangkrutan. Jadi enggak usah terlalu kaget dalam waktu dekat kalau ada maskapai di Indonesia yang tidak tahan lagi," ujar Irfan dalam rapat yang digelar Selasa (7/7).
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Irfan memberikan gambaran kondisi tersebut untuk menjawab banyaknya permintaan agar maskapai penerbangan lebih menurunkan lagi harga tiket pesawat. Dengan keadaan yang dihadapi saat ini, ia mengungkapkan akan sangat sulit untuk memberikan insentif tiket pesawat tersebut.

RI Direstui AS Beli Pesawat Angkut Militer Rp 28 Triliun

Pemerintah Indonesia mendapat persetujuan dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk membeli 8 unit pesawat angkut MV-22 Block C Osprey dengan perkiraan biaya USD 2 miliar atau setara Rp 28 triliun (kurs 14.000). Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS atau Defense Security Cooperation Agency (DSCA) seperti dikutip kumparan, Selasa (7/7) memberikan sertifikasi yang diperlukan untuk kemungkinan penjualan ini kepada militer Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jika rencana ini jadi terealisasi, Indonesia akan jadi negara ketiga yang tercatat sebagai pengguna Osprey. Pengguna Osprey saat ini baru AS dan Jepang.
"Total biaya diperkirakan mencapai USD 2,0 miliar," tulis keterangan DSCA seperti dikutip kumparan.
Kontraktor utama dalam proses ini adalah Bell Textron Inc., Amarillo, Texas dan The Boeing Company, Ridley Park, Pennsylvania. Tidak ada perjanjian penggantian kerugian yang diketahui sehubungan dengan potensi penjualan ini.
Implementasi penjualan yang diusulkan ini akan memerlukan kedatangan personel pemerintah AS dan perwakilan kontraktor ke Indonesia untuk sementara waktu untuk memberikan dukungan teknis program dan pengawasan manajemen program.
Pesawat militer AS. Foto: Antara/Irwansyah Putra

Mentan Pede Pakai Kalung Antivirus Corona

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI, Selasa (7/7). Saat menghadiri rapat kali ini, Syahrul terlihat mengenakan kalung antivirus corona berwarna hijau bersama seluruh jajarannya.
ADVERTISEMENT
Rapat baru berjalan sekitar 45 menit, salah satu Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDIP, Mindo Sianipar menyinggung soal proyek uji coba kalung antivirus corona dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbang) Kementerian Pertanian (Kementan) tersebut. Ia meminta pandangan tidak fokus di kalung yang dipakai Mentan.
Senada dengan Mindo, Anggota Komisi IV DPR RI lainnya, Suhardi Duka dari Fraksi Demokrat turut menyindir kalung antivirus tersebut. Menurutnya, kurang tepat jika Kementan yang menyatakan antivirus corona.
“Ini, sama halnya saya kira kalau obat-obatan harus masuk dalam uji klinis, farmasi dan sebagainya, saya kira adalah tupoksi (ini) Kemenkes. Kalau Kemenkes yang mengungkapkan bahwa ini bernilai obat saya kira nilai percayanya sangat tinggi,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI lainnya, Ahmad Ali dari fraksi Demokrat menyampaikan supaya tidak membesar-besarkan persoalan kalung antivirus corona. Menurutnya, Balitbang Kementan telah mengupayakan inovasi terkait vaksin yang belum ditemukan.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: