Populer: PLN Siagakan 1.124 SPKLU saat Mudik; PHK di Industri Tekstil Berakhir?

31 Maret 2024 4:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil listrik Hyundai IONIQ 5 di SPKLU di rest area KM 130 Tol Trans Jawa.  Foto: dok. HMID
zoom-in-whitePerbesar
Mobil listrik Hyundai IONIQ 5 di SPKLU di rest area KM 130 Tol Trans Jawa. Foto: dok. HMID
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT PLN (Persero) menyediakan 1.124 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang akan disiagakan tersebar di seluruh Indonesia. Kabar tersebut menjadi salah satu berita paling banyak dibaca sepanjang Sabtu (30/3).
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ada pula kabar tentang tren PHK di Industri tekstil. Berikut rangkuman berita populer di kumparanBisnis:
PLN Siagakan 1.124 SPKLU saat Mudik
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan di masa mudik Lebaran tahun ini PLN bersama mitra memastikan SPKLU dalam kondisi siap melayani para pemudik yang menggunakan mobil listrik.
"PLN bersama mitra telah menyiapkan SPKLU yang tersebar di seluruh Indonesia dengan total sebanyak 1.124 unit. Bahkan, khusus untuk jalur mudik utama seperti tol Trans Sumatra-Jawa akan ada tambahan 100 unit SPKLU," ujarnya.
Darmawan mengatakan, PLN telah menempatkan unit SPKLU pada beberapa titik utama arus mudik di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara hingga Papua. Seperti tol Trans Sumatra-Jawa yang akan didukung oleh total 168 unit SPKLU.
ADVERTISEMENT
"PLN telah memetakan secara cermat terkait sebaran SPKLU tersebut. Seperti di tol Trans Sumatra-Jawa, rata-rata jarak antar SPKLU adalah sekitar 23 km. Ini sangat aman untuk melayani kebutuhan kendaraan listrik yang rata-rata jarak tempuhnya antara 300-500 km," jelas Darmawan.
Tren PHK di Industri Tekstil Berakhir?
Pengunjung memerhatikan mesin tekstil dan garmen yang ditampilkan dalam pameran Indo Intertex ke-20 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (21/3/2024). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) melihat tren pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dapat terhenti tahun ini. Bahkan industri yang terpuruk sejak kuartal II 2022 ini bisa kembali menyerap tenaga kerja.
Ketua Umum APSyFI, Redma Gita Wirawasta, menuturkan hal ini dapat terjadi jika implementasi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 36 Tahun 2023, tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor berjalan lancar.
ADVERTISEMENT
Implementasi beleid baru sejak 10 Maret 2024 ini telah berdampak positif pada industri hilir TPT. Bahkan secara bertahap akan berdampak pada industri antara hingga industri hilir TPT.
“Dengan tren ini sepertinya tidak akan ada PHK lagi, malah akan mulai menyerap kembali karyawan yang kemarin-kemarin di rumahkan. Proyeksi kita di akhir 2024 ini utilisasi bisa 65 persen dan sekitar 800.000 karyawan akan kembali bekerja,” kata Redma.
Redma menyebutkan, meski catatan APSyFI hanya menunjukkan angka 150.000 tenaga kerja yang terpangkas di industri TPT, namun melihat tren penurunan utilisasi, maka akan terlihat ada 1 juta orang yang kehilangan pekerjaannya di sektor ini.
Hal ini terhitung sejak kuartal II 2022 hingga kuartal I 2024 sebelum adanya geliat pertumbuhan industri imbas implementasi Permendag 36/2023.
ADVERTISEMENT
“Angka PHK yang tercatat kan hanya 150.000, tapi kalau lihat tren penurunan utilisasi di kuartal II 2022 utilisasi turun dari 70 persen ke 45 persen maka perumahan karyawan bisa sekitar 1 juta (orang),” kata dia.