Populer: Siap-siap Harga BBM Naik; Jokowi Tanya APBN Kuat Subsidi Energi?

13 Agustus 2022 8:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mulai 1 Juli 2022, beli pertalite dan solar di SPBU wajib daftar MyPertamina. Foto: Dok. Pertamina Patra Niaga
zoom-in-whitePerbesar
Mulai 1 Juli 2022, beli pertalite dan solar di SPBU wajib daftar MyPertamina. Foto: Dok. Pertamina Patra Niaga
ADVERTISEMENT
Kabar soal Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang memberi sinyal harga bahan bakar minyak (BBM) akan segera naik menjadi berita yang paling banyak dibaca sepanjang Jumat (12/8).
ADVERTISEMENT
Berita lainnya yang turut ramai dibaca adalah, Presiden Jokowi yang mengatakan anggaran subsidi energi terlalu besar, sehingga ini menjadi catatan apakah anggaran subsidi tersebut dapat dipertahankan atau tidak. Berikut rangkumannya berita populer di kumparan Bisnis.

Siap-siap Harga BBM Naik

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memberikan sinyal harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi akan segera naik.
Menurutnya, meskipun kondisi ekonomi domestik saat ini baik, harga minyak dunia yang tinggi memberikan tekanan bagi APBN. Dia menjelaskan, harga minyak mentah saat ini sudah mencapai USD 105 per barel. Jika harga minyak kembali naik, katanya, maka subsidi energi bisa jebol mencapai Rp 600 triliun, dari saat ini Rp 502 triliun.
ADVERTISEMENT
“Saya menyampaikan sampai kapan APBN kita akan kuat menghadapi subsidi yang lebih tinggi, jadi tolong teman-teman sampaikan juga kepada rakyat bahwa rasa-rasanya sih untuk menahan terus dengan harga BBM seperti sekarang, feeling saya, harus kita siap-siap kalau katakanlah kenaikan BBM itu terjadi," ujar Bahlil dalam konferensi pers Perkembangan Pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP), Jumat (12/8).
Jokowi Tanya Kalau APBN Tak Kuat untuk Subsidi Energi
Presiden Jokowi di Desa Giriroto, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, Kamis (11/8/2022). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
Anggaran subsidi energi dan kompensasi tahun ini bertambah menjadi sebesar Rp 502,4 triliun, dari sebelumnya yang ditetapkan dalam APBN 2022 sebesar Rp 152,5 triliun. Presiden Jokowi pun memberikan catatan pada besarnya anggaran subsidi energi.
"Ya ini angka subsidi kita untuk energi terlalu besar, cari negara yang subsidinya sampai Rp 502 triliun, karena kita harus menahan harga Pertalite, gas, listrik termasuk Pertamax, gede sekali," ujar Jokowi di Istana Negara, Jumat (12/8).
ADVERTISEMENT
Harga minyak mentah yang saat ini terus meningkat juga akan mempengaruhi subsidi energi. Adapun anggaran subsidi energi dan kompensasi sebesar Rp 502,4 triliun tersebut dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar USD 100 per barel. Sedangkan saat ini harga ICP sudah menyentuh USD 105 per barel.
"Tapi apakah angka Rp 502 triliun masih terus kuat kita pertahankan? Ya kalau bisa ya Alhamdulillah baik, artinya rakyat tidak terbebankan. Tapi kalau memang APBN tidak kuat gimana? Kan negara lain harga BBM-nya sudah Rp 17.000, Rp 18.000, naik dua kali lipat semuanya. Ya memang harga keekonomiannya seperti itu," kata Presiden.