PP Holding BUMN Pariwisata Diketok Akhir Tahun, Garuda Mau Buka Rute Baru

20 November 2020 18:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. Foto: Reuters/Darren Whiteside
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. Foto: Reuters/Darren Whiteside
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri BUMN Erick Thohir tengah mengebut pembentukan Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung. Holding ini akan dipimpin oleh PT Survai Udara Penas (Persero) dan PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) sebagai salah satu dari 7 BUMN yang menjadi anggota holding.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengaku sangat mendukung pembentukan holding ini. Garuda akan fokus mencari rute-rute baru yang bisa diintegrasikan dengan BUMN lain di sektor pariwisata.
"Kita akan bicara rute baru, arrangement penerbangan seperti apa interaksi Garuda dengan destinasi pariwisata. Saya sangat optimistis ini bisa berdampak positif kepada perusahan," kata dia dalam konferensi pers virtual, Jumat (20/11).
Irfan mengatakan, Peraturan Pemerintah (PP) mengenai pembentukan holding ini bisa diketok sebelum akhir tahun. Garuda pun bekerja sama dengan BUMN-BUMN di dalam holding ini untuk keperluan data penerbangan dan lainnya.
Selain Garuda Indonesia, enam BUMN lainnya yang akan menjadi anggota holding ini adalah PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), Perum Pelayanan Navigasi Penunjang Angkutan Udara atau AirNav, PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau INNA, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC, dan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) atau TWC.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Dipilihnya Penas sebagai induk Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung karena dimiliki 100 persen oleh pemerintah. Selain itu, Penas juga tercatat memiliki sedikit sekali karyawan dan anak usaha sehingga lebih mudah diubah struktur kepengurusannya sesuai rencana holding.
ADVERTISEMENT
"Penas memiliki tingkat fleksibilitas restrukturisasi organisasi yang tinggi. Dengan total karyawan sebanyak 5 orang dan 1 anak usaha, maka transformasi Penas sebagai induk holding akan lebih mudah dan ringkas," demikian tulis dokumen arahan Erick ke BUMN terkait, dikutip kumparan, Selasa (10/11).
Erick menyebut, pertimbangan lain ditunjuknya Penas sebagai induk holding karena tercatat memiliki utang yang krediturnya mayoritas berasal dari BUMN. Posisi ini akan mempersingkat proses pembentukan holding.
Pembentukan holding ini akan dilakukan dua tahap. Tahap pertama adalah penyerahan akta inbreng anggota holding ke induk holding ditargetkan selesai pada kuartal IV 2020.
Sedangkan tahap kedua adalah restrukturisasi portofolio. Dalam tahap dua ini, Erick membagi empat klaster. Klaster pertama adalah Airport Cluster yang berisi Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II. Klaster kedua adalah Airline Cluster yang berisi Garuda Indonesia dan Pelita Air Service. Pelita Air merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero).
ADVERTISEMENT
Klaster ketiga adalah Destination Management Cluster yang berisi ITDC, TWC, INNA, Aerowisata, dan Garuda Holiday France. Klaster keempat adalah Aviation Services and Logistic Cluster yang berisi Gapura, Angkasa Pura Supports, Angkasa Pura Solusi, GMF Aeroasia, Angkasa Pura Logistik, Angkasa Pura Kargo, Garuda Indonesia Cargo, Aero Express, Angkasa Pura Retail, Sarinah, dan Aerofood ACS.
"Restrukturisasi portofolio (target waktu) 2021-2022," demikian tulis dalam dokumen tersebut.