PPKM Dilonggarkan, Penumpang Garuda Melonjak 50 Persen

31 Agustus 2021 15:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia. Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia. Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP
ADVERTISEMENT
Bisnis penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk terpukul selama pemberlakuan PPKM Level 4. Namun kini Garuda mulai bisa sedikit bernapas dengan adanya pelonggaran dengan penurunan level PPKM ke Level 3.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra memproyeksi kinerja operasional Perseroan akan mulai menunjukkan tren pemulihan secara bertahap pada semester II tahun 2021 dengan adanya relaksasi kebijakan pembatasan. Saat ini tren positif juga sudah mulai terlihat.
”Tidak dapat dipungkiri bahwa pemberlakuan pembatasan mobilitas masyarakat seiring melonjaknya kasus COVID-19 di Tanah Air telah berdampak signifikan terhadap keberlangsungan usaha jasa transportasi udara, tidak terkecuali bagi kami di Garuda Indonesia yang secara bisnis fundamental mengandalkan mobilitas masyarakat,” ujar Irfan dalam keterangannya, Selasa (31/8).
Pesawat Garuda Indonesia di Bandara Soekarno Hatta. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Dia optimistis trafik penerbangan dalam negeri dan tingkat keterisian penumpang pesawat akan berangsur pulih seperti sebelum PPKM. Saat ini, kata dia, volume penumpang juga mulai naik. Dengan adanya peningkatan aktivitas masyarakat, Garuda akan mengoptimalkan aksesibilitas layanan penerbangan melalui penambahan frekuensi dan rute sesuai dengan permintaan.
ADVERTISEMENT
"Rata-rata jumlah trafik penumpang harian berhasil meningkat hingga lebih dari 50 persen dibandingkan pada saat periode penerapan PPKM level 4 beberapa waktu lalu," tuturnya.
Garuda Indonesia juga tengah melakukan uji coba aplikasi IATA Travel Pass untuk rute penerbangan Jakarta – Haneda PP. Melalui uji coba itu diharapkan bisa memudahkan penumpang mengelola dokumen perjalanan internasional. Juga memberikan kepastian dan kepercayaan bagi negara tujuan terkait validitas dokumen kredensial kesehatan sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh otoritas setempat.

Kinerja Garuda Indonesia di Semester I

Dalam catatan kinerja usaha sepanjang Semester I 2021, Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar USD 696,8 juta atau turun 24 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan usaha Semester I itu dikontribusikan oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar USD 556,5 juta, penerbangan tidak berjadwal USD 41,6 juta dan pendapatan lainnya USD 98,6 juta.
ADVERTISEMENT
Penurunan pendapatan Garuda tak lepas dari trafik penumpang yang menurun signifikan imbas PPKM.
Adapun pendapatan usaha yang berasal dari pendapatan penerbangan tidak berjadwal mengalami kenaikan 93,2 persen dibanding periode yang sama di 2020. Dengan adanya kenaikan tersebut, Garuda Indonesia akan terus mengoptimalkan pasar charter, baik untuk layanan penumpang maupun kargo.
Khusus untuk angkutan logistik, juga terjadi kenaikan tren sepanjang Semester I 2021. Garuda secara Group berhasil mencatat jumlah angkutan kargo sebesar 152,300 ribu ton atau tumbuh 37,56 persen dibandingkan periode yang sama di 2020.
Sementara itu, beban usaha di Semester I 2021 mengalami penurunan 15,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni dari USD 1,6 miliar menjadi USD 1,3 miliar. Penurunan beban usaha Perseroan turut ditunjang oleh berbagai langkah strategis efisiensi melalui renegosiasi sewa pesawat hingga restrukturisasi jaringan penerbangan melalui penyesuaian frekuensi rute-rute penerbangan.
ADVERTISEMENT
Garuda juga terus melakukan berbagai langkah strategis untuk meningkatkan pendapatan. Misalnya dengan optimalisasi ancillary revenue.
"Kami juga tengah merampungkan skema dan rencana restrukturisasi menyeluruh Perseroan dalam kaitan pengelolaan kewajiban usaha terhadap kreditur, tata kelola organisasi, hingga pengembangan model bisnis yang adaptif terhadap tantangan kinerja usaha ke depannya," tutupnya.