PPKM Masih Berlanjut, Bagaimana Harga Pangan di Jakarta?

Pedagang dan juru angkut beraktivitas tanpa menggunakan masker di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (1/10). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO

PPKM level 4 untuk menangani lonjakan kasus COVID-19 belum dilonggarkan. Adanya pembatasan tersebut tentu berdampak ke berbagai hal khususnya para pedagang khususnya di DKI Jakarta.

Pedagang pasar sempat mengkhawatirkan terjadinya kendala distribusi yang bisa berdampak melonjaknya harga pangan. Lalu, bagaimana kondisi harga pangan di DKI Jakarta saat ini?

Melihat data di infopangan.jakarta.go.id, harga pangan di pasar DKI terpantau fluktuatif pada perdagangan Minggu (25/7) dibandingkan Sabtu (24/7). Komoditas beras mayoritas mengalami kenaikan meski tidak begitu signifikan.

Beras IR I (IR 64) naik Rp 137 atau saat ini dibanderol Rp 11.637 per kg, Beras IR II (IR 64) Ramos dijual Rp 10.764 kg atau naik Rp 101, Beras IR III (IR 64) harganya naik Rp 105 atau dibanderol menjadi Rp 9.780 per kg.

Beras muncul dibanderol Rp 12.090 per kg atau hanya naik Rp 7, Beras IR 42/Pera harganya naik Rp 70 atau menjadi Rp 12.267 per kg, dan Beras Setra I/Premium menjadi Rp 12.460 per kg atau naik Rp 207.

Aktivitas jual beli di kawasan Pasar Mitra Tambora Jakarta, Selasa (22/6/2021). Foto: Wahyu Putro A./Antara Foto

Kenaikan juga terjadi di cabai rawit hijau sebesar Rp 1.146 atau saat ini dibanderol Rp 37.444 per kg, cabai merah besar juga mengalami kenaikan sebesar Rp 106 atau dijual Rp 37.060 per kg.

Sedangkan untuk jenis cabai rawit merah mengalami penurunan harga Rp 1.812 atau kini dijual Rp 67.166 per kg, cabai merah keriting turun Rp 319 atau dibanderol Rp 34.382 per kg.

Selanjutnya harga merah juga mengalami penurunan menjadi Rp 37.555 per kg atau turun Rp 252. Sedangkan bawang putih naik Rp 70 atau kini dijual Rp 30.027. Untuk harga telur ayam ras naik tipis Rp 7 atau kini dijual Rp 24.625 per kg, dan ayam broiler harganya Rp 36.787 per ekor atau turun Rp 689.

PPKM rencananya bisa dilonggarkan pada 26 Juli 2021. Namun, keputusan tersebut bergantung pada perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia.