Prabowo di Debat Capres: Saya Tidak Menyalahkan Pak Jokowi soal Impor

13 April 2019 21:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kedua kiri) dan Ma'ruf Amin (kiri) serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) bersiap mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kedua kiri) dan Ma'ruf Amin (kiri) serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) bersiap mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Impor menjadi salah satu isu yang dibahas dalam tema debat pilpres 2019. Dalam debat sesi kedua ini, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengkritik impor Indonesia yang dinilainya tinggi.
ADVERTISEMENT
Prabowo menilai, selama kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang juga calon presiden nomor urut 01 ini, kebijakan impor yang dibuat membuat petani hancur. Sebab, hasil panen mereka kalah saing dengan barang impor yang dibuka pemerintah.
"Justru di sini letak masalah di mana saya singgung bahwa ekonomi kita salah arah bahwa terjadi deindustrialisasi dan terjadi tidak adanya strategi yang dijalankan oleh pemerintah. Tadi niat Pak Jokowi bagus, tapi Pak Jokowi sudah berkuasa 4,5 tahun, kenapa mengizinkan impor? Petani hancur," kata dia dalam debat pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4).
Pasangan Capres dan Cawapres no urut 02, Prabowo-Sandiaga mengikuti Debat Final Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Prabowo menilai, harusnya Jokowi melakukan industrialisasi dan hilirisasi besar-besaran, bukannya membuka keran impor dan membangun infrastruktur besar-besaran.
Jokowi pun menanggapi kritikan Prabowo. Menurut dia, mengelola ekonomi makro itu berbeda dengan ekonomi mikro, sebab agregrat produksi dan sisi permintaan dan sisi supply harus dipengaruhi dan dijaga oleh kebijakan-kebijakan pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Sektor ekonomi makro misalnya di bidang pertambangan, pertanian, dan perkebunan. Kemudian sektor sekunder di bidang manufaktur.
"Artinya membutuhkan tahapan-tahapan besar inilah yang sedang kita kerjakan. Infrastruktur yang kita bangun ini akan terbangun dengan kawasan industri, terhubung dengan pariwisata, tak mungkin langsung membalikkan tangan kemudian bisa membangun lalu ekspor, tidak. Perlu tahapan besar seperti infrastruktur," balas Jokowi.
Capres no urut 02, Prabowo Subianto tiba di lokasi Debat Final Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu, (13/4). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Prabowo pun menjawab Jokowi dan mengoreksi 'tudingan' sebelumnya. Prabowo berkilah, soal impor yang dilakukan Indonesia bukan berarti menyalahkan Jokowi. Prabowo justru menyebut, besarnya keran impor yang ada di Indonesia karena kebijakan presiden di masa lalu.
Prabowo bahkan melihat Indonesia perlu belajar dari China agar pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa maju dan tak melulu bergantung pada impor.
ADVERTISEMENT
"Terus terang saja, ini kesalahan presiden-presiden sebelum bapak, saya tidak menyalahkan Pak Jokowi. Ini masalah kesalahan kita sebagai bangsa dan sudah berjalan belasan bahkan puluhan tahun dan kita harus berani mengoreksi diri, kita harus contoh seperti RRC dalam 40 tahun dia hilangkan kemiskinan, 40 tahun. Kita harus contoh, berani belajar dari yang hebat. Saya tidak salahkan bapak, ini kesalahan kita semua," ucapnya.