Prabowo Ingin Ekonomi Tumbuh Dua Digit, Jokowi Bersyukur Bisa 5 Persen

13 April 2019 17:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres no urut 01, Joko Widodo dan Capres no urut 02, Prabowo Subianto saat Debat Ke IV Pilpres 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu, (30/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Capres no urut 01, Joko Widodo dan Capres no urut 02, Prabowo Subianto saat Debat Ke IV Pilpres 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu, (30/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo (Jokowi) melakukan kampanye akbar yang terakhir di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan. Di hadapan para pendukungnya, Jokowi menyampaikan, di tengah tekanan global, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa bertahan di atas 5 persen.
ADVERTISEMENT
Kata Joko Widodo, kondisi ini harus disyukuri, sebab tidak semua negara bisa menyesuaikan diri dengan tekanan ekonomi global yang ada. Jokowi menilai, pencapaian ini harus disyukuri semua pihak. Hal ini berbanding dengan keinginan Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto yang menginginkan pertumbuhan ekonomi dua digit.
"Ini juga harus kita syukuri, di tengah-tengah ekonomi global yang sulit, ekonomi global yang terus menurun, kita tahu negara kita bisa bertahan dengan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Ini juga harus kita syukuri betul. Kita bersyukur kepada Allah, jangan sampai kita tidak bersyukur, jangan sampai kita kufur nikmat," kata dia di GBK, Jakarta, Minggu (13/4).
Calon Presiden Nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menyapa para pendukung saat mengikuti Konser Putih Bersatu di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (13/4). Foto: REUTERS/Edgar Su
Selain itu, hal lain yang perlu disyukuri, kata Jokowi adalah keberhasilan pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan yang sebelumnya selalu di atas 10 persen, kini bisa turun jadi satu digit. Berdasarkan catat Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan pada Maret 2018 turun menjadi 9,82 persen, pertama kali sejak krisis moneter tahun 1998.
ADVERTISEMENT
Jokowi juga pamer angka pengangguran di eranya turun dari 5,9 persen menjadi 5,3 persen. Berdasarkan catatan kumparan dari data BPS, angka pengangguran memang turun 0,16 persen (year on year) menjadi 5,34 persen pada Agustus 2018 dari sebelumnya 5,5 persen.
Massa pendukung menyambut kedatangan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
"Dalam angka-angka yang sudah kita miliki, angka kemiskinan kita sudah berada di angka satu digit yang sebelumnya dua digit. Ini harus kita syukuri, angka pengangguran juga turun dari 5,9 persen jadi 5,3 persen," ucapnya.
Sebelumnya, dalam pidato kebangsaan Prabowo Subianto di Surabaya, dirinya mengaku tak puas dengan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di kisaran 5 persen. Prabowo menginginkan pertumbuhan ekonomi bisa double digit.