Prabowo soal Hilirisasi: Investor Tak Mau Bangun Smelter, Jangan Masuk Indonesia

8 November 2023 15:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo Subianto dalam acara Sarasehan 100 ekonomi di Tendean Jakarta Selatan pada Rabu (8/11/2023). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto dalam acara Sarasehan 100 ekonomi di Tendean Jakarta Selatan pada Rabu (8/11/2023). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bakal calon presiden Prabowo Subianto memastikan bakal melanjutkan program hilirisasi Presiden Jokowi. Bahkan Prabowo mengancam investor asing yang tidak setuju dengan hal ini agar tidak memasuki tanah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Prabowo menyebut, ia akan meneruskan agenda hilirisasi yang telah dimulai oleh Jokowi dengan pelarangan ekspor nikel sebagai bahan mentah.
“Kalau ini (hilirisasi) juga diterapkan di 21 komoditas lainnya, saya kira sudah jelas arahnya. Para investor dari mana pun, dari luar negeri bisa ikut dalam proses pengolahan di situ. Kalo dia tidak mau ikut, ya sudah nggak usah masuk Indonesia,” kata Prabowo di Tendean, Jakarta Selatan pada Rabu (8/11).
Prabowo bicara potensi kekayaan Indonesia harus dikembangkan digarap dalam negeri. Sehingga tidak ada kekayaan yang mengalir keluar negara atau net outflow of national wealth.
Menurutnya, ini berlaku bagi semua investor asing yang akan masuk ke Indonesia, baik pelat merah maupun asing. Supaya menarik minat asing dalam agenda hilirisasi ini, pemerintah akan membuat fasilitas terkait jika diperlukan.
ADVERTISEMENT
“Jadi, pemerintah ini sekarang harus bukan hanya wasit, tapi harus berani menjadi pelopor. Kalo swasta mau masuk, monggo, swasta asing, monggo. Tapi kalo tidak ada yang mau masuk, kita gak boleh ragu-ragu. Kalau perlu pemerintah yang akan bangun smelter, refinery, dan sebagainya,” jelas Prabowo.
Di sisi lain, Prabowo menyebut pemerintah akan menggelontorkan insentif bagi investor yang membangun smelter di dalam negeri.
Dengan demikian, selain mendapatkan bahan jadi nikel yang tidak dimiliki semua negara, investor juga mendapat jatah insentif dari pemerintah Indonesia selama periode pengolahan bahan mentah nikel.
“Kan ada insentif bagi investor membangun smelter di Indonesia. Nah, kalau ini diterapkan di 21 komoditas lainnya, arahnya sudah jelas,” tutup Prabowo.