Presiden Jokowi Luncurkan Program Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi

7 November 2022 10:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi kunjungan kerja ke  Pabrik Bioetanol PT. Enero PTPN X Jalan Raya Gempolkerep, Kecamatan Gedeg, Mojokerto, Jawa Timur pada Jumat (4/11/2022). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi kunjungan kerja ke Pabrik Bioetanol PT. Enero PTPN X Jalan Raya Gempolkerep, Kecamatan Gedeg, Mojokerto, Jawa Timur pada Jumat (4/11/2022). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah sukses dalam penerapan program pencampuran bahan bakar nabati B30, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan program Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi pada Jumat (4/11). Peresmian itu dilaksanakan di sela kunjungan kerja di pabrik bioetanol PT Energi Agro Nusantara (Enero), Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Jokowi berharap program bioetanol ini dapat berjalan sesuai rencana, dimulai dari bioetanol 5 persen (E5) pada BBM, kemudian meningkat E10, E20, dan seterusnya.
Program Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi diproyeksikan dapat menjadi solusi peningkatan jumlah produksi bioetanol nasional dari 40 ribu kiloliter di 2022 menjadi 1,2 juta kiloliter pada 2030 dan menjadi potensi campuran BBM jenis minyak bensin. Hal ini didasarkan pada studi yang dilakukan di Brasil, energi yang dihasilkan dari 1 ton tebu setara dengan 1,2 barel crude oil.
"Kalau tebu ini berhasil, kemudian B30 sawit itu bisa ditingkatkan lagi, ini akan memperkuat ketahanan energi negara kita, Indonesia," kata Jokowi melalui keterangan resmi dari Kementerian ESDM, dikutip pada Senin (7/11).
Presiden Jokowi kunjungan kerja ke Pabrik Bioetanol PT. Enero PTPN X Jalan Raya Gempolkerep, Kecamatan Gedeg, Mojokerto, Jawa Timur pada Jumat (4/11/2022). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Saat ini, pemerintah sedang menyusun Rancangan Peraturan Presiden tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar (Biofuel). Produk bioetanol merupakan salah satu produk turunan yang dihasilkan dari industri gula berbasis bahan baku tebu.
ADVERTISEMENT
Indonesia pernah menjadi eksportir gula pada tahun 1800-an. Namun, kini Indonesia harus mengimpor gula dengan jumlah yang sangat besar untuk kebutuhan konsumsi maupun industri dalam negeri. Untuk itu, Jokowi menginstruksikan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk meningkatkan kualitas bibit tebu dengan varietas yang terbaik di dunia.
Untuk mencapai target mandiri dalam ketahanan pangan termasuk tidak lagi mengimpor gula dari negara lain, Jokowi meminta para petani dan pabrik gula di tanah air bekerja sama dengan baik. Selain itu, mesin-mesin yang ada di pabrik gula juga harus diperbarui dengan yang lebih modern dan menggunakan teknologi terkini.
"Jika kita bisa menyiapkan 700 ribu hektare, kita bisa mandiri, kita akan swasembada gula dalam lima tahun ke depan dan sekarang kita baru 180 ribu hektare," ujar Jokowi.
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM, Arifin Tasrif, yang turut hadir pada kegiatan peresmian ini menyebutkan pada tahun 2021 Tim Studi Bioetanol ITB telah melakukan kajian pencampuran etanol 5 persen ke dalam Pertalite (RON 90) menjadi kualitas sama dengan Pertamax (RON 92). Studi ITB tersebut konsisten dengan kajian pencampuran etanol 5 persen dengan pertalite RON 90 yang dilakukan oleh PT Pertamina.
Potensi hilirisasi bioetanol berbasis tebu membuka peluang menciptakan ketahanan energi melalui pengurangan kebergantungan impor bahan bakar minyak nasional, sekaligus menciptakan bauran energi baru terbarukan yang ramah lingkungan.