Presidensi G20, Kemenkeu Ajak Milenial dan Gen Z Dukung Ekonomi Berkelanjutan

9 November 2022 19:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Milenial dan Gen Z mempunyai peran penting dalam Presidensi G20. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Milenial dan Gen Z mempunyai peran penting dalam Presidensi G20. Foto: Shutterstock
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemanasan global dan perubahan iklim berdampak bagi banyak sektor, tak terkecuali ekonomi. Ya, biaya penanganan kerusakan akibat perubahan iklim yang tinggi dapat mengganggu stabilitas moneter serta sistem keuangan negara.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI, Febrio Kacaribu, pada acara Muda-mudi Bergerak untuk Kebangkitan Ekonomi Indonesia, Kamis (3/11).
"Indonesia sebagai negara kepulauan termasuk negara yang terkena dampak cukup tinggi dari perubahan iklim. Contoh ketika curah hujan yang tidak bisa diprediksi atau bencana alam yang lebih sering. Nah dampaknya produksi (di bidang) pertanian juga jadi tidak terprediksi, ketahanan pangan pun sulit dijangkau," jelasnya.
Dua hal tersebut pun mengakibatkan banyak hal. Mulai dari tidak meratanya produksi bahan pangan hingga angka kemiskinan yang meningkat. Karena itulah, menurut Febrio, diperlukan kolaborasi banyak pihak untuk menangani dampak perubahan iklim pada sektor ekonomi, tak terkecuali generasi milenial dan Gen Z.
Presidensi G20 menjadi salah satu cara untuk mengajak masyarakat dunia, termasuk milenial dan Gen Z untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk pertumbuhan dan pembangunan global yang inklusif dan berkelanjutan.
Sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 menunjukkan, populasi milenial dan Gen Z sudah menjadi tulang punggung demografi Indonesia karena termasuk dalam bonus demografi. Bonus demografi bagi Indonesia merupakan sebuah keistimewaan karena memiliki usia produktif penduduk yang tergolong besar.
Untuk itu, masukan dan ide maupun inovasi dari generasi muda pada Presidensi G20 dibutuhkan pemerintah untuk menyusun dan merumuskan kebijakan-kebijakan yang tengah maupun akan disusun guna menjaga kepentingan serta melindungi generasi masa depan.
Dari banyaknya topik yang dibahas dalam Presidensi G20, ekonomi berkelanjutan (sustainable economy) merupakan salah satu pembahasan yang membutuhkan peran milenial dan Gen Z.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI, Febrio Kacaribu. Foto: kumparan
"Kita melihat peluang ekonomi kita bertransformasi menjadi ekonomi yang lebih sustainable (berkelanjutan). Nah tentunya ini tidak bisa dijalankan sendiri, makanya ada Perjanjian Paris atau Paris Agreement," ungkap Febrio.
Pada tahun 2015, Perjanjian Paris disepakati oleh 196 negara —termasuk Indonesia— untuk menahan kenaikan suhu global di bawah 2 derajat celcius dan menekannya menuju 1,5 derajat Celcius. Para anggota pun sepakat untuk membuat aliran pendanaan yang selaras dengan jalur pembangunan rendah emisi dan mendukung ketahanan iklim.
Sebagai generasi yang akan hidup di masa depan, milenial dan Gen Z dapat berkontribusi dalam mengembangkan pembangunan berkelanjutan untuk mendukung tercapainya Perjanjian Paris tersebut. Misalnya dengan energi baru terbarukan (EBT).
"Ini (transisi energi) adalah bagian yang tidak murah dan mudah untuk dilakukan. Makanya kita mendorong yang namanya Just and Affordable Transition," kata Febrio.
Energi Baru Terbarukan di Pantai Baru, Bantul Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Febrio menerangkan, Just and Affordable Transition merupakan penerapan transisi EBT yang tak sekadar mementingkan harga, tapi juga memastikan tidak ada yang tertinggal dalam prosesnya. Jika dikelola dengan baik, cara ini akan berdampak besar pada ekonomi, sosial, maupun lingkungan.
Guna mencapai hal tersebut, Febrio mendorong kolaborasi di segala profesi yang digeluti milenial dan Gen Z. Menurutnya, semakin sering kolaborasi dilakukan, semakin banyak pula sudut pandang yang bisa dilihat untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sedang dihadapi Indonesia.
"Yang paling penting (bagi generasi milenial dan Gen Z) adalah melihat peluang untuk berkolaborasi lebih sering. Makin Anda bisa berkolaborasi, di sana Anda akan melakukan negosiasi, pemecahan masalah, serta berdiskusi dengan orang lain. Dengan begitu, potensi Anda pun akan terlihat dan kita dapat memberikan solusi terkait masalah-masalah di Indonesia," terang Febrio.
Kementerian Keuangan juga akan menyiapkan portal sebagai media berbagi terkait pengelolaan Presidensi G20 untuk meningkatkan partisipasi milenial dan Gen Z. Forum-forum diskusi pun akan semakin giat dilakukan, tujuannya agar kian banyak anak muda yang melihat peluang penerapan ekonomi berkelanjutan.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Kementerian Keuangan