Produksi Batu Bara Capai 311 Juta Ton hingga Agustus 2018

4 Oktober 2018 18:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal pengangkut batu bara di sungai musi, Palembang. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal pengangkut batu bara di sungai musi, Palembang. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Produksi batu bara Indonesia mencapai 311,88 juta ton per Agustus 2018 dari target sepanjang tahun ini sebesar 485 juta ton. Dari hasil itu, mayoritas diekspor.
ADVERTISEMENT
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Sri Raharjo, merinci penjualan domestik mencapai 102,75 juta ton dari target 121 juta ton. Sementara untuk penjualan ekspor mencapai 200,62 juta ton dari target 364 juta ton.
Dia mengatakan, optimistis target produksi tahun ini bisa terkejar. Hal ini didorong oleh beberapa perusahaan yang sudah melewati tahap eksplorasi dan menuju eksploitasi. Selain itu, mereka juga sudah menyelesaikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
“Produksi sampai Agustus ini 311 juta ton. Beberapa perusahaan sudah menyelesaikan FS (feasibility study) mereka dan ada juga yang sudah menyelesaikan Amdal,” kata dia di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (4/10).
Selain target 485 juta ton, pemerintah sebenarnya telah menambah kuota produksi hingga akhir tahun sebanyak 100 juta ton. Tapi, hanya 30 perusahaan yang mengajukan tambahan kuota produksi dengan total volume 21,9 juta ton.
Kapal Tongkang Pengangkut Batu Bara di Sungai Musi (Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Tongkang Pengangkut Batu Bara di Sungai Musi (Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Tambahan kuota produksi dilakukan pemerintah untuk menggenjot ekspor. Harapannya bisa mengurangi defisit neraca perdagangan yang nilainya lebih besar impor daripada ekspor.
ADVERTISEMENT
Alih-alih devisa negara bertambah karena tambahan kuota produksi, harga batu bara di market justru turun. Harga Batu Bara Acuan (HBA) Indonesia Oktober 2018 sebesar USD 100,80 per ton atau turun 3,7 persen dari HBA September 2018 sebesar USD 104,81 per ton.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan salah satu penyebabnya karena kelebihan pasokan. Menurutnya, ini terjadi karena ada kelebihan pasokan batu bara di level kalori rendah menengah di pasar.
Over supply ini berpengaruh terhadap pergerakan harga di pasar dunia. Hendra mengatakan, kelebihan pasokan di market salah satunya karena pemerintah mendorong tambahan produksi untuk menggenjor ekspor batu bara beberapa bulan lalu sebanyak 100 juta ton hingga akhir tahun.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita perhatikan pergerakan index, terutama di batu bara kalori rendah dan menengah, pasarnya sudah gejala over supply. Jadi ini yang sebabkan tekanan terhadap harga. Ditambah dengan sentimen harga dengan adanya rencana pemerintah genjot ekspor. Tapi di sisi lain pasar bisa kelebihan pasokan jadi harga terganggu,” kata dia.
Hingga akhir tahun, Hendra mengatakan bukan tidak mungkin harga batu bara akan turun lagi. Selain karena pasokan berlebih, alasan lain adalah China mulai mengurangi konsumsi batu bara demi mengurangi polusi di negaranya.