Produksi Pupuk Indonesia Capai 12,26 Juta Ton Sepanjang 2020

1 Juni 2021 18:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Pupuk Indonesia  Foto: dok. Pupuk Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
com-Pupuk Indonesia Foto: dok. Pupuk Indonesia
ADVERTISEMENT
PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat total produksi pupuk sepanjang tahun lalu sebanyak 12.26 juta ton. Capaian ini setara 117 persen dari target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, mengatakan kinerja produksi pupuk yang melebih target ini merupakan produksi tertinggi, termasuk rekor volume penjualan untuk produk pupuk dan non pupuk di tengah pandemi COVID-19.
"Total produksi pupuk tahun 2020 mencapai 12,26 juta ton atau 117% dari target pemegang saham," kata Bakir.
Sedangkan untuk produk non pupuk, seperti amoniak, asam sulfat, asam fosfat, dan produk lainnya mencapai 7,12 juta ton. Sehingga total volume produksi 2020 baik untuk pupuk maupun produk non pupuk mencapai 19,38 juta ton atau 118 persen dari RKAP.
Bakir menjelaskan, beberapa faktor yang mendorong peningkatan produksi adalah telah optimalnya operasional pabrik-pabrik baru, yaitu Amurea II di Gresik dan Pusri 2B di Palembang. Menurut dia, semua ini tidak mungkin terwujud tanpa kinerja Direksi dan karyawan di anak-anak perusahaan yang mampu menjaga keandalan pabrik sehingga dapat beroperasi optimal selama 2020.
ADVERTISEMENT
Kinerja di bidang produksi juga diikuti dengan penjualan yang cukup menggembirakan. Total volume penjualan di 2020, baik untuk produk pupuk maupun non pupuk mencapai 14,37 juta ton.
Rincian penjualan terdiri dari penjualan pupuk ke sektor Public Service Obligation (PSO) sejumlah 8,43 juta ton, penjualan ke sektor non PSO sebesar 4,94 juta ton dan penjualan produk non pupuk sebesar 970 997 ribu ton.
"Perusahaan melakukan sejumlah inisiatif untuk meningkatkan efisiensi sehingga produk kita dapat bersaing dan memiliki penetrasi yang baik di pasar internasional maupun ke sektor perkebunan dan industri di dalam negeri," papar Bakir.
Namun ia menegaskan pemenuhan kebutuhan pupuk untuk sektor pangan atau PSO tetap menjadi prioritas. Perusahaan akan fokus pada pasokan pupuk untuk kebutuhan sektor pangan di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Pendapatan Usaha Naik, Tapi Laba Turun 37 Persen
Kinerja keuangan perusahaan juga tetap terjaga meskipun banyak industri yang terpengaruh oleh wabah COVID-19. Sepanjang tahun lalu, Pupuk Indonesia mencatat pendapatan sebesar Rp 71,87 triliun.
Total pendapatan usaha naik tipis jika dibandingkan periode yang sama 2019 sebesar Rp 71,25 triliun. Sedangkan perolehan laba turun 37 persen menjadi Rp 2,32 triliun dari periode 2019 sebesar Rp 3,71 triliun.
"Komposisi pendapatan tersebut terdiri dari penjualan produk pupuk dan non pupuk, penggantian biaya subsidi dari pemerintah, serta pendapatan dari bidang jasa.Perusahaan berhasil mencapai laba sebesar Rp 2,32 triliun di 2020," katanya.
"Angka ini masih berada di bawah target pemegang saham, walaupun masih cukup positif bila mengingat berbagai tantangan yang terjadi di tahun 2020," tambah Bakir.
Stok pupuk bersubsidi di gudang Lini III PT Pupuk Indonesia di Cianjur Jawa Barat, Jumat (8/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Menurut Bakir, salah satu penyebab laba turun karena jatuhnya rata-rata harga komoditi urea dan amoniak di pasar internasional.
ADVERTISEMENT
"Walaupun secara volume penjualan kita ke sektor komersil meningkat, namun karena harga komoditi turun hingga rata-rata USD 20 dibandingkan tahun 2019, jadi cukup mempengaruhi perolehan laba," katanya.
Aset perusahaan tercatat senilai Rp 122,49 triliun. Pada 2020, perusahaan tetap mampu melaksanakan kewajiban-kewajibannya terkait dengan pembayaran utang-utang. Jadi, bila aset terlihat menurun dibandingkan tahun sebelumnya, menurut dia karena perusahaan berhasil melakukan pembayaran sejumlah utangnya meskipun di tengah krisis COVID-19.
Rencana Bisnis Tahun Ini
Memasuki tahun ini, Bakir mengatakan perusahaan telah menetapkan lima inisiatif strategis guna mensukseskan transformasi bisnis perusahaan sebagaimana arahan Kementerian BUMN. Lima pilar tersebut adalah menjadi perusahaan yang lebih customer centric, mendorong riset, pengembangan dan inovasi, meningkatkan keandalan dan efisiensi operasi dan rantai pasok, mengamankan dan mengoptimalkan pasokan bahan baku serta sustainability dan circular economy.
ADVERTISEMENT
“Sebagai bagian dari transformasi bisnis perusahaan, kita akan meningkatkan pasar produk retail, meningkatkan kapasitas produksi, serta memperkuat digitalisasi di berbagai bidang," tambahnya.
Beberapa program andalan guna mensukseskan inisiatif tersebut telah dilaksanakan, antara lain program Agrosolusi dan Retail Manajemen guna lebih mendekatkan perusahaan kepada konsumen serta meningkatkan penjualan di sektor retail. Perusahaan juga telah mencanangkan beberapa proyek strategis guna meningkatkan kapasitas produksi dan diversifikasi produk.
"Kami merencanakan membangun pabrik baru, Pusri 3B di Palembang, dan mengembangkan industri pupuk dan petrokimia di Kawasan Bintuni, Papua Barat," kata Bakir.