Produsen Kacang Garuda Bagikan Dividen Rp 132 Miliar

16 Juni 2021 17:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produk PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD). Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Produk PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD). Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk, produsen Kacang Garuda, menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2020 pada Rabu, 16 Juni 2021. RUPST bertempat di kantor pusat Garudafood, Jakarta Selatan, dengan menerapkan protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
Kondisi ekonomi Indonesia yang terkontraksi akibat pandemi COVID-19 berdampak pada kinerja perseroan. Namun, perseroan tetap membagikan dividen sebesar Rp 18 per saham atau 50,85 persen dari laba yang diatribusikan ke pemilik induk yang mencapai Rp 132 miliar.
Direktur Utama Garudafood, Hardianto Atmadja mengatakan pembagian dividen telah mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan bisnis dan antisipasi risiko yang mungkin terjadi di masa mendatang.
“Tahun 2020 bagi kami merupakan tahun yang menantang akibat pandemi COVID-19 yang menghantam kondisi ekonomi Indonesia. Kondisi ini berimbas pada menurunnya daya beli masyarakat sehingga penjualan produk-produk yang bukan merupakan kebutuhan pokok menjadi jauh lebih menantang,” kata Hardianto melalui keterangan resminya, Rabu (16/6).
“Selain itu, kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat yang diambil oleh hampir semua negara, termasuk Indonesia membuat arus perdagangan barang dan jasa dunia mengalami penurunan,” tambahnya.
Jajaran manajemen GarudaFood. Foto: GarudaFood
Meski begitu, Hardianto mengatakan pihaknya berusaha bertahan dengan menerapkan strategi open collaboration seperti peluncuran produk yang inovatif, meningkatkan penjualan melalui jalur distribusi, segmen dan pangsa pasar yang baru, hingga mengakuisisi PT Mulia Boga Raya Tbk yang bergerak di bidang keju olahan dengan merek Prochiz dan Topchiz.
ADVERTISEMENT
Hardianto membeberkan kinerja perseroan di sepanjang tahun 2020 menunjukkan adanya tren perlambatan sebagai dampak dari pandemi. Perseroan mencatat adanya penurunan total penjualan di tahun 2020 sebesar 8,6 persen atau Rp 7.711 miliar dibandingkan dengan periode sama di tahun sebelumnya. Sedangkan laba bersih terkoreksi 43,7 persen menjadi Rp 245 miliar dari periode tahun lalu Rp 435 miliar. Laba per lembar saham juga ikut turun sebesar 37,7 persen yakni Rp 35,2 dibandingkan tahun sebelumnya.
RUPST juga menyetujui pembelian kembali saham perseroan (share buyback) sebanyak-banyaknya 1 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dengan alokasi dana maksimum Rp 50 miliar yang akan dilakukan secara bertahap paling lambat 18 bulan sejak disetujui dalam rapat. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga saham perseroan di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan.
ADVERTISEMENT
RUPST ini juga menyetujui rencana perseroan untuk menambah kegiatan usaha utama di bidang Industri Minuman Ringan dan Industri Produk Obat Tradisional Untuk Manusia, penambahan kegiatan usaha penunjang di bidang Pertanian yakni Pertanian Kacang Tanah dan Pertanian Jagung.
Di samping itu, menyetujui penambahan bidang usaha untuk anak usaha Perseroan yakni PT Sinarniaga Sejahtera di bidang Perdagangan Besar Alat Laboratorium, Alat Farmasi dan Alat Kedokteran Untuk Manusia, Perdagangan Besar Kosmetik Untuk Manusia, Perdagangan Besar Peralatan dan Perlengkapan Rumah Tangga, Perdagangan Besar Berbagai Barang dan Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya YTDL, Pergudangan dan Penyimpanan, Aktivitas Kurir, Angkutan Multimoda, dan Angkutan Bermotor Untuk Barang Umum.
“Penambahan bidang usaha ini merupakan salah satu bagian dari strategi jangka panjang perseroan. Tentunya, kami harap strategi ini akan berdampak pada meningkatnya pendapatan perseroan serta memberikan nilai tambah bagi pemegang saham,” ujar Hardianto.
ADVERTISEMENT
RUPST juga menyetujui rencana perubahan pemecahan nilai nominal saham Perseroan (stock split) dengan rasio 1:5 sehingga nilai nominal per saham sebesar Rp 20. Stock split bertujuan untuk meningkatkan jumlah unit saham yang beredar serta memperluas distribusi kepemilikan saham melalui penyesuaian harga saham sehingga mencapai trading rangeyang optimal untuk menjangkau berbagai lapisan investor.
Selanjutnya, RUPST juga menyetujui pengangkatan Rudi Eko Hartono menjadi Direktur Perseroan menggantikan Rudy Brigianto sebagai Direktur Independen yang telah memasuki masa pensiun. Rudi Eko Hartono saat ini menjabat sebagai Direktur Utama dari PT Sinarniaga Sejahtera, perusahaan terkendali perseroan.