Profil StreetScooter, Perusahaan Jerman yang Mau Dibeli BUMN Tapi Ditolak Ahok

25 November 2021 10:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi StreetScooter. Foto: www.streetscooter.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi StreetScooter. Foto: www.streetscooter.com
ADVERTISEMENT
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membuka rencana Indonesia Battery Corporation (IBC) mengakuisisi produsen mobil listrik asal Jerman.
ADVERTISEMENT
IBC adalah holding industri baterai kendaraan listrik yang dibentuk oleh 4 BUMN, salah satunya adalah PT Pertamina (Persero). Tiga BUMN lain yang memiliki saham IBC adalah MIND ID, PLN, dan Antam.
Rencana akuisisi tersebut akan dibahas oleh Dewan Komisaris dan Direksi Pertamina pada hari ini, Kamis (25/11). Hasil uji tuntas rencana akuisisi bakal dipaparkan.
"Besok kami rapat BOD (Board of Director) BOC (Board of Commisioner) dengar resmi hasil due diligence," kata Ahok saat dihubungi kumparan, Rabu (24/11).
Melalui akun YouTube Panggil Saya BTP, Ahok menyatakan penolakannya atas rencana akuisisi perusahaan mobil listrik Jerman. Menurut Ahok, aksi korporasi tersebut berpotensi merugikan negara.
Sumber kumparan membeberkan bahwa perusahaan mobil listrik asal Jerman yang dimaksud Ahok adalah StreetScooter. Rencananya, ungkap sumber kumparan, IBC akan mengakuisisi StreetScooter dengan harga USD 170 juta atau sekitar Rp 2,43 triliun (kurs dolar Rp 14.300). Angka ini dinilai Ahok terlalu mahal.
ADVERTISEMENT
Corporate Secretary IBC, M Sabik, tak membantah informasi yang diungkap sumber kumparan. Ia mengatakan, pihaknya tengah melakukan kajian secara menyeluruh.
"IBC tengah melakukan kajian dan evaluasi secara komprehensif terhadap aspek terkait," katanya melalui pesan singkat kepada kumparan, Kamis (25/11).

Profil StreetScooter

Dikutip dari laman resmi StreetScooter, perusahaan ini menawarkan kendaraan komersial ringan yang sepenuhnya elektrik. Kendaraan listrik untuk keperluan logistik yang diproduksi StreetScooter disebut cocok untuk lalu lintas dalam kota.
"Kami mendukung pengiriman yang efisien dan ramah lingkungan pada jarak terakhir," demikian pernyataan StreetScooter di laman resminya, dikutip kumparan pada Kamis (25/11).
Didirikan pada 2014, StreetScooter GmbH merupakan anak usaha Deutsche Post DHL. Seratus persen sahamnya saat ini dimiliki Deutsche Post DHL. Pabriknya berlokasi di Aachen, Jerman. Mulai berproduksi secara resmi pada 2015.
ADVERTISEMENT
Kendaraan StreetScooter WORK Performance dengan panjang total 5,81 m, tinggi 1,93 m, dan lebar 2,31 m dapat bermanuver dengan mudah di dalam kota. Kecepatan tertinggi kendaraan listrik StreetScooter mencapai 100 kilometer per jam. Pengguna terbesar kendaraan StreetScooter adalah Deutsche Post.
Ilustrasi StreetScooter. Foto: www.streetscooter.com
StreetScooter hanya dilengkapi satu kursi pengemudi sebagai standar. Berdasarkan permintaan, StreetScooter dapat dilengkapi dengan kursi penumpang.
Menurut informasi yang tertera di laman resmi, harga bersih kendaraan listrik StreetScooter 39.990 Euro atau sekitar Rp 640 juta (kurs 1 Euro = Rp 16.000).

Alasan Ahok Tolak Rencana Akuisisi StreetScooter

Menurut Ahok, nilai akuisisi StreetScooter terlalu mahal. Perhitungan harga sahamnya menggunakan future valuation dengan alasan bisnisnya bakal bagus di masa mendatang.
"Anda tidak boleh membeli sesuatu atau mengarang future valuasinya ke depan. Dasarnya apa valuasi future? Ini barang baru. Itu saya tanya, mens rea-nya apa? Anda bodoh atau tadi ada yang nitip beli barang 20 jadi 170? Kalau suatu hari anda masuk penjara, jangan bilang ini hanya keputusan bisnis. Bullshit," kata Ahok dalam akun YouTube Panggil Saya BTP.
Komut Pertamina Basuki Tjahaja Purnama saat mengunjungi WK Rokan. Foto: Pertamina
Rencana akuisisi itu, sambungnya, dibalut dengan alasan agar Indonesia bisa menembus pasar mobil listrik Amerika Serikat dan China. Alasan itu juga dinilai Ahok mengada-ada. Sebab, Amerika Serikat sudah punya Tesla dan China punya Wuling. Kedua negara itu sudah punya industri kendaraan listrik yang maju. Sulit disaingi.
ADVERTISEMENT
"Saya bilang narasinya apa mesti beli mobil listrik di Jerman? (Katanya) supaya kita bisa masuk ke pasar Amerika, China. Itu yang saya bilang hati-hati. Ketika anda bicara depan saya, saya kejar anda mulai ngaco, saya bisa dengan cepat menangkap anda mens rea-nya enggak beres. Bos, di Amerika ada Tesla. Di China Wuling (harganya) mobil listrik cuma Rp 50 juta. For what?" kata Ahok.
Daripada mengakuisisi StreetScooter dengan harga tinggi, Ahok berpendapat lebih baik IBC mendorong pengembangan kendaraan listrik di dalam negeri. Jika Indonesia belum menguasai teknologinya, bisa saja bekerja sama dengan perusahaan asing untuk alih teknologi.
"Lebih baik ngembangin anak-anak ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), kalau anda enggak ngerti, kenapa anda enggak ngajak Wuling misalnya. Kenapa anda enggak lakukan seperti itu?," ujar Ahok.
ADVERTISEMENT