Program “Kak Wulan” PNM Berikan Harapan Baru Bagi Petani Mawar Nganjuk

17 Mei 2024 10:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) cabang Kediri menginisiasi pembentukan klasterisasi petani bunga mawar di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk. Foto: dok. PNM
zoom-in-whitePerbesar
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) cabang Kediri menginisiasi pembentukan klasterisasi petani bunga mawar di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk. Foto: dok. PNM
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) cabang Kediri menginisiasi pembentukan klasterisasi petani bunga mawar di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk. Lewat program yang disebut sebagai Kak Wulan, PNM mendampingi petani mawar di wilayah tersebut secara total.
Mizan Saroni, pimpinan PNM cabang Kediri yang area kerjanya meliputi Kabupaten Nganjuk, memutuskan untuk menjadikan Desa Ngliman sebagai klaster bunga mawar karena letak geografisnya. Desa Ngliman berada di dataran tinggi sehingga sangat cocok untuk budidaya tumbuhan mawar.
“Kak Wulan ini maksudnya klasterisasi kelompok Mekaar unggulan. Pada program ini kami mendampingi mereka satu per satu, hingga populasi petani mawar terus bertambah,” kata Mizan.
Klasterisasi petani mawar tersebut kini telah memiliki 30 anggota. Melalui program Kak Wulan, petani mawar di Desa Ngliman mendapatkan program pengembangan usaha sesuai kebutuhan mereka.
Beberapa hari lalu, para petani mendapatkan ilmu tentang budidaya bunga mawar secara benar oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk. Para petani mendapatkan informasi soal pengelolaan serta tingkat keasaman tanah untuk menanam mawar.
Mizan menambahkan, program ini akan dilaksanakan dalam tiga tahap dengan materi berbeda. Pertama, pengetahuan dasar pengelolaan tanaman bunga mawar. Kedua, teknik pengemasan. Ketiga, teori dan trik pemasaran yang efektif.
“Untuk tahap awal ini para petani diajari tingkat keasaman dan kualitas tanah yang bagus untuk tanaman mawar. Seperti mengetahui berapa PH tanah dan sebagainya. Para petani yang juga nasabah PNM dapat menambah wawasan tentang budidaya bunga mawar hingga ke sektor bisnis,” ujarnya.
Fitri Hariyani, salah satu petani mawar anggota Kak Wulan merasa senang dengan program ini. Baginya menanam bunga mawar bukanlah pekerjaan baru. Sejak kecil, ia telah berkutat dengan tanaman mawar milik orang tuanya. Petani bunga mawar memang telah menjadi profesi bagi sebagian penduduk di Desa Ngliman, tempat Fitri lahir.
“Sayang pertumbuhan industri itu tidak berjalan. Jangankan mendapat bantuan modal, pengetahuan tentang budidaya mawar yang benar tidak pernah mereka peroleh. Saya menanam bunga mawar sejak kecil. Tapi belum tahu teknik budidaya yang lengkap hingga mengukur keasaman tanah seperti pelatihan tadi,” kata Fitri.
Fitri menceritakan awal mula bergabung menjadi nasabah PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar) sejak tujuh tahun silam. Saat itu, ia bertemu accounting officer PNM unit Berbek yang mendatangi desanya untuk menawarkan program PNM Mekaar. Karena persyaratannya cukup mudah, Fitri memutuskan untuk bergabung.
“Sudah tujuh tahun menjadi nasabah PNM saya sangat terbantu, terutama permodalan dan pengelolaan bunga mawar,” kata Fitri.
Hal serupa dialami oleh Gemi Nuryanti, petani mawar yang telah menjadi nasabah PNM Mekaar selama delapan tahun. Ia malah tidak pernah menduga bisa mendapatkan modal usaha hingga Rp 2 juta hanya dengan menyerahkan selembar KTP.
“Untuk pinjam ke lembaga lain susah. Alhamdulillah dengan adanya PNM Mekaar ini sangat terbantu untuk usaha. Dengan Kak Wulan ini kita punya harapan baru,” kata Gemi.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio