PT KAI Akan Terbitkan Obligasi Senilai Rp 2 Triliun

11 November 2019 12:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KA Istimewa milik PT KAI Foto: Dok. PT KAI Persero
zoom-in-whitePerbesar
KA Istimewa milik PT KAI Foto: Dok. PT KAI Persero
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI mengumumkan rencana menerbitkan surat utang atau obligasi. Surat utang akan ditawarkan melalui Penawaran Umum Obligasi II Kereta Api Indonesia Tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Penjamin pelaksana emisi dalam obligasi II ini adalah PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, dan PT Danareksa Sekuritas.
Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengungkapkan, obligasi ini nominalnya mencapai Rp 2 triliun. Dana yang diperoleh sebagian besar akan digunakan untuk pembayaran pokok pinjaman pada PT Bank HSBC Indonesia senilai Rp 1,2 triliun.
"Dan sisanya akan digunakan untuk pengadaan sarana baru dan pembaruan sarana," kata Edi di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (11/11).
Edi menjelaskan pengadaan sarana sebagian besar untuk membeli kereta baru atau menggantikan kereta yang usianya sudah tua. Hingga Oktober 2019 ada 672 kereta yang usianya di atas 30 tahun.
"Adapun kereta-kereta tersebut berupa kereta penumpang, kereta makan, kereta bagasi, dan kereta pembangkit," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, untuk titik utama pembaruan sarana adalah melakukan repowering atau peningkatan daya sarana kereta api. Repowering meliputi penggantian mesin kereta penumpang, gerbong barang, pembaruan lokomotif, kereta rel diesel dan lainnya.
"Ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi serta peningkatan layanan baik untuk angkutan penumpang maupun barang," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan KAI Didiek Hartantyo, optimistis akan mendapatkan peringkat obligasi yang bagus. Sebab, manajemen dan proyeksi arus kas selama ini cukup baik.
"KAI optimistis penawaran umum ini akan sukses seperti yang sebelumnya," tutur Didiek.
Didiek juga yakin KAI akan memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 5 Desember 2019. Sehingga bisa melakukan penawaran umum pada 6-9 Desember 2019.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk tanggal penjatahan diperkirakan pada 10 Desember 2019 dan ditutup dengan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 13 Desember 2019.
Obligasi ini mendapatkan peringkat idAAA (Triple A; Stable Outlook) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Obligasi terbagi menjadi 2 seri.
Untuk Seri A berjangka waktu 5 tahun dengan indikasi tingkat kupon obligasi 7,45 persen sampai 8,10 persen per tahun. Seri B berjangka waktu 7 tahun dengan indikasi tingkat kupon obligasi 7,80 persen sampai 8,50 persen per tahun.
Bunga Obligasi dibayarkan triwulan 30/360, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi.
Direktur Utama KAI Edi Sukmoro. Foto: Moh Fajri/kumparan
Pada November 2017 KAI telah menerbitkan surat utang atau obligasi perdana sebesar Rp 2 triliun. Dana tersebut digunakan untuk mendanai proyek KA Bandara Soekarno-Hatta sebesar 55 persen, dan sisanya 45 persen untuk pengadaan kereta baru.
ADVERTISEMENT
Penawaran obligasi ini mendapat minat yang cukup besar dari para investor. Sebab permintaan obligasi mencapai Rp 5,2 triliun atau melebihi 2,5 kali dari nilai yang ditawarkan.
Selama 5 tahun terakhir dari tahun 2014 hingga 2018, KAI mencatatkan pertumbuhan pendapatan dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 25,5 persen dan rata-rata pertumbuhan laba bersih dengan CAGR sebesar 22,3 persen.
Berdasarkan laporan posisi keuangan, KAI semakin berkembang di mana peningkatan jumlah aset dengan CAGR 20,1 persen serta diiringi pertumbuhan ekuitas dellgan CAGR sebesar 30,2 persen.
Adapun posisi akhir semester I Tahun 2019, total aset KAI mencapai Rp 41,2 triliun dan KAI mampu mencatatkan pertumbuhan total aset sebesar 5,84 persen, pertumbuhan total liabilitas 7,1 persen, dan pertumbuhan total ekuitas 4,4 persen.
ADVERTISEMENT
Jika dibandingkan dengan periode 30 Juni 2018, KAI mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 14,31 persen dan pertumbuhan laba bersih hingga 54,39 persen.
Sementara itu, beberapa proyek yang saat ini sedang ditangani oleh KAI di antaranya melalui Perpres Nomor 49/2017 tentang percepatan penyelenggaraan Kereta Api Ringan (LRT) terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
Kemudian program peremajaan sarana dengan tujuan untuk meningkatkan layanan angkutan penumpang. Serta dari segi angkutan barang, KAI mengembangkan kapasitas angkutan batu bara dengan cara menambah lokomotif dan gerbong serta mengembangkan jalur di Sumatera bagian selatan.