PT MRT Jakarta Sebut Kontraktor China hingga Inggris Kesengsem Proyek Fase II

19 Oktober 2020 18:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proyek pembangunan MRT Fase II di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Jumat (5/7). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Proyek pembangunan MRT Fase II di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Jumat (5/7). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Pembangunan proyek MRT Jakarta Fase II (Bundaran HI-Kota) sepanjang 7,8 kilometer (km) itu dipastikan molor. Sejumlah paket di segmen 2 proyek tersebut (Harmoni-Kota) mengalami gagal tender berulang kali karena kontraktor dari Jepang banyak yang tak berminat menggarapnya.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengungkapkan, untuk proyek Fase II ini, MRT Jakarta memang diharuskan menggunakan kontraktor utama dari Jepang. Hal itu merupakan syarat wajib, karena proyek ini didanai oleh pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan mekanisme STEP Loan atau Tied Loan.
Namun, karena minimnya minat para kontraktor Jepang untuk menggarap ketiga paket di atas, pihak MRT Jakarta sedang meminta perizinan agar mekanisme tender internasional, yang memperbolehkan negara lain ikut diperbolehkan.
"Kita juga mendorong jika minat kontraktor Jepang terhadap Fase II ini kurang, maka JICA kiranya dapat membuka kemungkinan untuk partisipasi kontraktor internasional non-Jepang dalam paket-paket pengerjaan MRT Fase II," jelasnya melalui konferensi video virtual, Senin (19/10).
Warga berjalan keluar stasiun usai menggunakan angkutan kereta Moda Raya Terpadu (MRT) di Jakarta, Minggu (30/8). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Sementara itu, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim mengungkapkan, sejumlah kontraktor dari China, Korea Selatan (Korsel), Inggris, dan sebagainya sudah menyampaikan minat dalam proyek Fase II ini.
ADVERTISEMENT
"Sampai saat ini sudah banyak nih yang deketin kita. Baik kontraktor-kontraktor dari Inggris, China, Korea, ataupun dari negara lainnya yang sudah nanya-nanya. What is the next MRT project yang mereka bisa masuk, bisa terlibat. So that's how we know kontraktor internasional banyak yamg berminat untuk untuk terlibat proyek MRT, kalau kesempatan itu dibuka kepada mereka," imbuh Silvia.
Silvia menambahkan karena perjanjian kerja sama pembiayaan Jepang ini, MRT Jakarta masih berupaya memperoleh kontraktor dari perusahaan Jepang.
"Kondisi kita masih pengadaan, dan masih di bawah payung loan dari Jepang," pungkas dia.
Adapun paket-paket yang belum diminati kontraktor Jepang antara lain CP 202 yakni proyek sipil rute Harmoni-Mangga Besar, CP 205 pengadaan sistem perkeretaapian dan rel, dan CP 206 pengadaan rolling stock atau kereta. Dengan segala kendala itu, target penyelesaian proyek segmen 2 di Fase II MRT Jakarta akan mundur ke Agustus 2027, dari target awal Maret 2026.
ADVERTISEMENT