Punya Usaha Kuliner dan Bingung Menghitung Margin? Begini Caranya

21 Oktober 2022 17:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menjalankan bisnis kuliner. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menjalankan bisnis kuliner. Foto: Shutterstock
Tak hanya riset pasar soal kebutuhan konsumen, menghitung margin juga merupakan hal penting yang perlu dilakukan dalam mengembangkan bisnis kuliner. Dengan perhitungan yang tepat, pelaku bisnis dapat mengetahui jumlah profit yang bisa diraih.
Selain itu, margin pun berguna untuk mengetahui pertumbuhan usaha. Apabila persentase pendapatan cenderung naik dari periode sebelumnya, itu berarti bisnis tersebut berkembang. Sehingga, bila pelaku bisnis ingin mencari investor, peluang mendapatkannya bisa jadi lebih besar.
Sejatinya, margin bisnis dibedakan menjadi tiga jenis: margin laba bersih (Profit Margin), margin laba kotor (Gross Margin), dan margin laba operasional (Operating Margin). Ketiganya memiliki cara menghitung yang berbeda dan bergantung pada startegi bisnis yang ingin diimplementasikan.
Lantas, jenis mana yang paling cocok dengan bisnis kuliner? Saat akan menghitung margin untuk mengembangkan usaha, hal-hal apa yang harus jadi prioritas pelaku bisnis?
Class Festival UMKM bersama BRI: Gross Margin 101. Foto: Anisti Fakhirah / kumparan
Yuk, temukan jawabannya di Class Festival UMKM Gross Margin 101, Kamis, 27 Oktober 2022, live di aplikasi Zoom. Bersama CEO & Co-Founder of HAUS! Indonesia, Gufron Syarif, dan BRI, kelas interaktif ini akan membahas seluk-beluk margin bisnis, termasuk cara menghitungnya.
Dalam acara yang sama, BRI juga akan menjelaskan upaya perusahaan dalam mendukung para pelaku bisnis skala mikro dan menengah. Salah satunya melalui program-program pendanaan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Sepanjang Januari hingga akhir Mei 2022, BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp 104,5 Triliun kepada 2,7 juta pelaku UMKM atau setara dengan 41,12 persen dari target yang di-breakdown oleh pemerintah tahun ini sebesar Rp 254,1 triliun. Mayoritas penyaluran KUR BRI didominasi sektor produksi sebesar 57,38 persen.
Program pembiayaan ini dilakukan secara cermat dan selektif dengan fokus pada optimalisasi potensi bisnis di daerah. BRI juga terus melakukan pemberdayaan UMKM melalui digitalisasi, mulai dari melalui platform PARI, Localoka, serta pasar.id.
Seru, bukan? Yuk, daftarkan diri Anda di kelas Gross Margin 101 dengan klik tautan berikut. Jangan sampai ketinggalan!
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan BRI