Punya Utang Rp 45 Triliun ke PLN, Pemerintah Baru Bayar Rp 7,7 Triliun

11 Agustus 2020 15:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen Ketenagalistrikan Rida Mulyana  melakukan rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (10/9). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Ketenagalistrikan Rida Mulyana melakukan rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (10/9). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah memiliki utang Rp 45 triliun ke PT PLN (Persero). Utang tersebut berasal dari kompensasi tarif selama dua tahun akibat kebijakan Presiden Joko Widodo yang tidak menaikkan tarif listrik selama periode tersebut, padahal biaya produksi listrik terus meningkat.
ADVERTISEMENT
Dari utang Rp 45 triliun itu, pemerintah baru membayarnya Rp 7,7 triliun ke PLN. Pembayaran utang ini di luar dari utang pemerintah untuk program stimulus relaksasi listrik rumah tangga April-Juni 2020 sebesar Rp 3,5 triliun.
"Khusus untuk utang kompensasi Rp 45 triliun, menurut informasi, sudah mulai dibayarkan pemerintah sekitar Rp 7,7 triliun lebih ke PLN untuk sehatkan PLN," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana dalam konferensi pers virtual, Selasa (11/8).
Ilustrasi perbaikan jaringan listrik PLN. Foto: Dok. PLN
Rida mengatakan dalam pelaksanakan kebijakan ini, pemerintah telah memperhitungkan arus kas PLN. Kata dia, tidak mungkin menjalankan program kelistrikan jika perusahaan tersebut sakit.
Pembayaran utang kompensasi pemerintah selama 2018 dan 2019 ini sempat disampaikan Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dalam rapat dengan DPR RI.
ADVERTISEMENT
Zulkifli berharap utang dua tahun ini segera dibayar karena keuangan perusahaan tertekan akibat wabah virus corona.
Menurut Ekonom Faisal Basri, BUMN setrum tengah berada di ujung tanduk. Hal itu diungkapkan Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini saat bertemu dengan Faisal Basri pada Jumat (25/7).
“Saya kemarin baru kayak mau nangis sama Dirut PLN, dia bilang sampai sekarang tunggakan pemerintah nol belum dibayar. Akibatnya kalau September belum dibayar, kolaps PLN,” ujarnya saat Webinar yang diadakan oleh Universitas Brawijaya secara virtual, Sabtu (25/7).
Wabah virus corona ini membuat keuangan PLN merugi karena penjualan listrik ke industri turun akibat pabrik tidak beroperasi penuh. Perusahaan juga rugi karena tekanan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
PLN mencatatkan kerugian sebesar Rp 38,88 triliun pada kuartal I 2020. Kinerja keuangan PLN mengalami penurunan dibanding kuartal I 2019 yang berhasil meraup laba bersih Rp 4,157 triliun.
Sedangkan pada Semester I 2020, PLN mencatatkan laba bersih sebesar Rp 273,059 miliar, menurun 97 persen dibanding semester I 2020 yang berhasil meraup laba bersih Rp 7,35 triliun.