PUPR Butuh Rp 202 Miliar untuk Sertifikasi Pekerja Konstruksi di 2019

25 Oktober 2018 12:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja Sektor Konstruksi (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja Sektor Konstruksi (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat kebutuhan anggaran untuk sertifikasi dan pelatihan bagi pekerja di sektor konstruksi sekitar Rp 202,22 miliar pada 2019.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Syarif Burhanudin, mengatakan sertifikasi dan pelatihan pekerja sebagai salah satu upaya untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang terus meningkat.
Selain itu, Syarif mendorong agar stakeholder konstruksi bersama masyarakat dan pemerintah bahu-membahu meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja konstruksi dalam menghadapi era liberalisasi perdagangan jasa.
"Apalagi pada 2018-2019 target pembinaan tenaga kerja konstruksi Indonesia adalah 3.324.177 per tahun untuk pemenuhan kompetensi tenaga kerja. Tentu bukan tugas yang mudah," kata Syarif saat ditemui di Gedung Kementerian PUPR di Jakarta Selatan, Kamis (25/10).
Adapun rincian dari anggaran sertifikasi dan pelatihan tahun 2019 terbagi atas vokasi sebanyak 16.000 orang, pelatihan 26.000 orang dan sertifikasi 170.000 orang. Sehingga, total target sertifikasi pekerja di sektor konstruksi pada tahun 2019 sebanyak 212.000 orang.
ADVERTISEMENT
Saat ini terdapat 8,14 juta tenaga kerja konstruksi dan baru sekitar 485.534 orang saja yang tersertifikasi. Dari keseluruhan tenaga kerja konstruksi itu sebanyak 5,98 juta berpendidikan SMA dan sisanya atau sekitar 2,15 juta berpendidikan di atas SMA.
"Memang kami berharap pada 2015-2019 penambahanya 750 (pekerja) yang relatif hampir dari 3 tahun sebelumnya capaiannya tidak maksimal. Sehingga pada 2017 dan 2018 (kami) melakukan percepatan saat ini sudah 100 ribu lebih (pekerja tersertifiaksi)," katanya.