PUPR Cari Dana Rp 2,92 Triliun Agar Bayar Tol di RI Tanpa Berhenti

14 Maret 2020 11:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Direktur PT Marga Mandalasakti (Astra Tol Tangerang-Merak) Krist Ade Sudiyono (kiri) mengawasi uji coba sistem pembayaran tol tanpa berhenti (electronic collection free flow) di Serang Timur, Banten, Senin (18/3/2019). Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Direktur PT Marga Mandalasakti (Astra Tol Tangerang-Merak) Krist Ade Sudiyono (kiri) mengawasi uji coba sistem pembayaran tol tanpa berhenti (electronic collection free flow) di Serang Timur, Banten, Senin (18/3/2019). Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
ADVERTISEMENT
Kementerian PUPR melakukan penjajakan minat pasar atau market sounding proyek sistem transaksi tol nontunai berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF) atau membayar tol tanpa tapping di gerbang tol.
ADVERTISEMENT
Rencananya, proyek itu akan ditawarkan ke pihak swasta melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Nantinya MLFF ini akan diterapkan di tol sepanjang 1.713 km dengan nilai investasi Rp 2,92 triliun.
Sistem MLFF diharapkan dapat memberikan layanan yang efektif dan efisien, serta meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna untuk bertransaksi di jalan tol.
“Penerapannya harapan kami di tahun 2021,” kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Danang Parikesit kepada kumparan, Sabtu (14/3).
Ilustrasi Transaksi di Tol Foto: Thinkstock
Namun demikian, dia belum bisa memastikan seluruh ruas tol akan menerapkan sistem MLFF pada 2021 mendatang. Menengok tak semua ruas tol telah memiliki kelengkapan infrastruktur yang dibutuhkan.
“Tahun 2022 kami targetkan sudah terealisasi penuh,” tegas Danang.
ADVERTISEMENT
Saat ini, menurut dia, badan usaha dari Hungaria tengah melakukan studi pelaksanaan MLFF di Indonesia. Bada usaha itu tertarik untuk menjadi penyedia sistem pelaksanaan MLFF, mulai dari teknologi yang dipakai hingga mekanisme transaksi.
Selain Hungaria, badan usaha beberapa negara lain seperti Korea Selatan hingga Taiwan juga‎ telah menyatakan minatnya untuk menjadi operator SLFF di jalan tol Indonesia. Namun yang melakukan studi baru badan usaha dari Hungaria.