Ramadhan hingga Tarif PPN Diramal Kerek Inflasi April 2022 Jadi di Atas 3 Persen

7 Mei 2022 14:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang daging sapi melayani pembeli di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (25/3/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang daging sapi melayani pembeli di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (25/3/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Momentum ramadhan, kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN), hingga kenaikan tarif BBM jenis Pertamax, diprediksi menjadi pendorong utama laju inflasi di April 2022. Bahkan beberapa ekonom memprediksi laju inflasi di atas 3 persen secara tahunan (year on year/yoy) di bulan lalu.
ADVERTISEMENT
Kepala Ekonom PermataBank Josua Pardede memprediksi inflasi selama April 202 sebesar 0,85 persen secara bulanan (month to month/mtm) atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,66 persen (mtm), serta 3,37 persen (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 2,64 persen (yoy). Menurutnya, seluruh jenis inflasi, baik itu inflasi inti, harga bergejolak, hingga harga yang diatur pemerintah, mengalami kenaikan.
"Kenaikan inflasi harga bergejolak sejalan dengan kenaikan harga komoditas pangan, terutama pada bulan ramadhan dan jelang Idul Fitri di mana beberapa komoditas pangan yang mendorong inflasi antara lain daging ayam, daging sapi, telur ayam, minyak goreng, bawang putih, gula," ujar Josua kepada kumparan, Sabtu (7/5).
Meski demikian, ada sejumlah komoditas pangan yang mengalami penurunan harga di bulan lalu, seperti bawang merah, cabai merah dan cabai rawit yang membatasi kenaikan inflasi harga bergejolak.
ADVERTISEMENT
Selain inflasi harga bergejolak, kenaikan inflasi harga diatur pemerintah juga didorong oleh kenaikan harga Pertamax serta kenaikan tarif transportasi udara. Hal ini sejalan dengan permintaan yang meningkat dalam rangka mudik.
Salah satu awak mobil tangki tangki (AMT) Pertamina sedang melakukan pengisian BBM Pertamax untuk didistribusikan ke SPBU setempat menjelang menjelang malam pergantian tahun baru 2019 Foto: Pertamina
Sementara itu, inflasi inti pada bulan April juga diperkirakan akan meningkat 2,6 persen (yoy), dari bulan sebelumnya 2,37 persen (yoy), sejalan dengan peningkatan konsumsi domestik pada bulan ramadhan.
"Selain itu, kenaikan tarif PPN juga berkontribusi pada kenaikan inflasi bulan April," jelasnya.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman juga memproyeksi laju inflasi April 2022 akan melonjak, seiring dengan adanya momentum puasa hingga tarif PPN menjadi 11 persen.
Ia memprediksi, inflasi di bulan lalu sebesar 0,80 persen (mtm) dan 3,34 persen (yoy). Tingkat inflasi tahunan April 2022 ini menjadi tertinggi dalam tiga tahun terakhir sejak September 2019 yang sebesar 3,39 persen.
ADVERTISEMENT
“Peningkatan tersebut terutama didorong oleh faktor musiman Ramadhan yang meningkatkan inflasi makanan, sandang, transportasi, restoran, dan rekreasi,” kata Faisal.
Tekanan inflasi juga berasal dari kebijakan pemerintah yang menyetujui kenaikan harga Pertamax hampir 40 persen dari sebelumnya Rp 9.000 per liter menjadi Rp12.500 per liter. Penyesuaian harga ini menyusul lonjakan harga minyak dunia akibat perang Rusia-Ukraina.
Faisal memproyeksi, inflasi inti juga diperkirakan akan mencapai 2,62 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi inti Maret 2022 yang mencapai 2,37 persen (yoy).
"Inflasi inti naik seiring dengan pelonggaran PPKM, yang meningkatkan mobilitas publik dan permintaan secara keseluruhan," tambahnya.