Ramai soal Corona, Produsen Jamu Akui Penjualan Ikut Naik

3 Juli 2020 14:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi jamu tradisional. Foto: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jamu tradisional. Foto: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
ADVERTISEMENT
Industri minuman tradisional atau jamu dalam negeri menjadi salah satu sektor yang terdampak positif pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Gabungan Pengusaha (GP) Jamu, Dwi Ranny Pertiwi Zarman mengakui terjadi peningkatan penjualan untuk produk-produk jamu seperti, beras kencur, kunyit asam, temulawak, wedang uwuh hingga jahe wangi.
“Dampak virus corona terhadap industri jamu saat ini adalah penjualan jamu khususnya beras kencur, kunyit asam, jahe wangi, temulawak, wedang uwuh meningkat secara drastis,” ungkapnya kepada kumparan, Jumat (3/7).
Dwi mengatakan, salah satu pendorong tren minum jamu di masyarakat adalah klaim membantu menjaga daya tahan tubuh atau imun di tengah pandemi. Namun demikian, bukan berarti produsen jamu tidak memiliki hambatan di tengah krisis.
Penjual jamu keliling gunakan masker dan pelindung wajah. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Saat ini, tantangan yang dihadapi oleh produsen jamu adalah keterbatasan promosi dan terhambatnya arus distribusi produk.
“Terbatasnya promosi pada saat COVID-19 dan PSBB yang mengakibatkan terhambatnya pasokan bahan baku, dan terhambatnya pendistribusian jamu. Serta ditambah WFH yang mengakibatkan hanya sebagian saja yang bekerja,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Dwi mengatakan hingga bulan Juni produsen jamu masih terus berproduksi. Untuk tahun ini, para produsen jamu mulai menerapkan new normal dalam aktivitas di pabrik.
Para pekerja dibatasi maksimal 70 persen dari total kapasitas pabrik. Sebagian produsen yang lain menerapkan dengan menambah shift jam kerja.
“Yang jadi permasalahan saat ini justru daya beli masyarakat yang sangat menurun untuk membeli produk produk kesehatan. Asumsi yang berkembang pandemi akan berlangsung lama membuat masyarakat ada yang menahan diri untuk membelanjakan uangnya, termasuk terhadap produk jamu. Ini yang jadi PR untuk kami industry jamu untuk bagaimana tetap maju,” pungkasnya.